*Akhir Tahun di Jawa Tengah
SEMARANG- Pada akhir tahun 2015, aliran uang kartal melalui Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah (KPw BI) menunjukkan adanya peningkatan jumlah yang keluar dari KPw BI dibandingkan uang yang masuk (netoutflow). Pada Desember 2015, aliran uang kartal melalui KPw BI Prov. Jawa Tengah mencatatkan net outflow sebesar Rp1,23 triliun, atau meningkat 95,58% (yoy) dibanding net outflow Desember 2014 sebesar Rp627,22 miliar.
Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah, Ananda Pulungan mengatakan, peningkatan net outflow didorong oleh meningkatnya kebutuhan uang tunai masyarakat menjelang libur Natal dan tahun baru. Dengan begitu, aliran uang kartal keluar dari Bank Indonesia ke perbankan dan masyarakat (outflow) meningkat menjadi sebesar Rp2,62 triliun (48,26%, yoy) dibandingDesember 2014.
Adapun dari sisi aliran uang kartal yang masuk ke Bank Indonesia (inflow) hanya mengalami sedikit peningkatan dibanding tahun lalu, yaitu sebesar 22,20% (yoy) menjadi Rp1,39 triliun. Kondisi ini menggambarkan adanya peningkatan kebutuhan uang masyarakat untuk kegiatan konsumsi masyarakat pada masa libur Natal dan tahun baru 2015.
“Hal ini juga dapat mengindikasikan adanya peningkatan kegiatan ekonomi di akhir tahun 2015,” katanya.
Menjelang akhir tahun, lanjutnya, terjadi peningkatan kegiatan penarikan uang kartal dari Bank Indonesia oleh perbankan guna menjaga likuiditasnya dalam menghadapi libur akhir tahun. Salah satunya untuk menjaga ketersediaan uang di mesin-mesin ATM.
“Berdasarkan pemantauan Bank Indonesia, kegiatan penarikan uang oleh beberapa bank besar rata-rata mengalami kenaikan sebesar 90% dari bulan sebelumnya,” imbuhnya.
Menurutnya, meski menunjukkan peningkatan, kebutuhan uang tunai pada akhir tahun 2015 ini tidak sebesar kebutuhan uang tunai pada masa menjelang Idul Fitri pada Juli 2015 yang tercatat sebesar Rp4,99 triliun.
Peningkatan jumlah uang beredar dan konsumsi masyarakat juga turut memengaruhi kenaikan harga sejumlah komoditas di Jawa Tengah.
“Secara mingguan, pemantauan terhadap komoditas-komoditas strategis melalui aplikasi SiHaTi dan Survei Pemantauan Harga (SPH) menunjukkan, bahwa beberapa komoditas terpantau mengalami kenaikan harga khususnya komoditas cabai merah dan cabai rawit yang mengalami peningkatan baik secara mingguan maupun secara bulanan,” ungkapnya.
Gejolak harga cabai merah dan rawit, jelasnya, diperkirakan masih akan meningkat hingga awal tahun 2016 namun masih pada level yang terbatas. Bulan Desember yang telah memasuki musim penghujan berpengaruh terhadap hasil panen di beberapa daerah sentra cabai Jawa Tengah.
Sementara itu, komoditas lain yang terpantau juga mengalami peningkatan harga secara bulanan yaitu bawang merah, bawang putih dan telur ayam ras. Peningkatan harga tersebut sejalan dengan tingginya permintaan konsumen dalam rangka liburan sekolah, perayaan natal dan tahun baru 2016.
Meski demikian, harga diperkirakan akan kembali turun pada pertengahan Januari hingga Februari 2016 sejalan dengan masuknya musim panen. Tim Pengendali Inflasi Daerah juga akan tetap melakukan pemantauan guna memastikan harga komoditas kembali stabil.(aln)