HUT REI JATENG- Pengurus DPD REI Jateng merayakan HUT yang ke-44, yang digelar dalam Pengundian REI Expo 2015, Jumat (12/2) malam, di Mall Paragon Semarang. Foto : alin
SEMARANG- Sejumlah pengembang atau developer properti dari negara tetangga mulai melirik Kota Semarang. Kondisi ini terjadi seiring dibukanya kran pasar bebas Asean atau Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) di tahun ini.
Ketua DPD REI Jateng, MR. Prijanto mengatakan, sudah ada beberapa developer yang melirik untuk mulai melakukan pengembangan di kota-kota besar Indonesia, termasuk wilayah Jateng. Mayoritas pengembang asing menggandeng pengembang lokal untuk bekerjasama menggarap proyek-proyek properti.
“Sejauh ini kita melihat developer asing yang sudah masuk dan masih menggandeng developor lokal untuk bekerjasama,” katanya, di sela-sela pengundian hadiah REI Expo tahun 2015, Jumat (12/2) malam.
Menurutnya, masuknya developor asing perlu diantisipasi oleh anggota-anggota REI. Dalam hal ini terutama masalah sistem pembangunan dan pemasaran, supaya tidak kalah dengan sistem developer asing.
“Masyarakat juga perlu mencermati dengan adanya perusahaan asing yang masuk. Pasti harga akan semakin meningkat. Dan saat ini momentum yang tepat untuk investasi properti,” ungkapnya.
Ditambahkan, di Jawa Tengah sudah ada beberapa yang melirik adalah perusahaan dari Singapura dan Cina. Salah satu contohnya adalah, pembangunan Kawasan Industri Kendal (KIK) dimana pembangunanya merupakan kerjasama antara perusahaan dari Singapura dan perusahaan lokal PT Jababeka.
“Mereka nanti tidak hanya kerjasama membangun kawasan industri, tapi rencananya juga akan membangun perumahan untuk karyawan,” imbuhnya.
Prijanto mengaku yakin pengembang-pengembang lokal Jateng akan mampu bersaing dengan pengembang dari luar. Pasalnya, saat ini kemajuan pengembang lokal sudah sangat baik, dimana perumahan-perumahan yang dikembangkan pun sudah memiliki desain yang sangat indah, yang tidak akan kalah dengan pengembang luar.
“Dampak positifnya dengan masuknya developer dari luar maka pengembang lokal akan semakin bersaing, mulai dari desaian, harga, hingga kualitas,” tegasnya.
Hanya saja, sambung Prijanto, yang perlu dikhawatirkan adalah, meningkatnya harga tanah. Dengan semakin banyak pengembang dari luar yang membeli tanah di Jawa Tengah maka, akan membuat harga tanah melambung.
“Oleh karena itu, kami berharap pemerintah bisa melakukan pengendalian harga tanah. Jangan sampai harga tanah melambung melebihi kemampuan atau daya beli pengembang lokal,” pungkasnya.(aln)