SEMARANG- PT Pertamina (Persero) telah memutuskan penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi antara Rp100-Rp200 setiap liternya. Penurunan harga yang berlaku mulai 1 Maret 2016 ini tidak termasuk untuk harga BBM subsidi.
External Relation PT Pertamina MOR IV Jateng-DIY, Reno Fri Daryanto mengatakan, harga Pertamax yang sebelumnya Rp8.250/liter menjadi Rp8.050/liter. Sedangkan. Pertamax Plus yang sebelumnya Rp9.150/liter menjadi Rp8.950/liter.
Adapun Pertamina Dex dari sebelumnya Rp9.100/liter menjadi Rp8.900/liter. Khusus Pertalite turun Rp100, dari sebelumnya Rp7.600/liter menjadi Rp7.500/liter.
“Untuk pasokan BBM/BBK saat ini aman tanpa ada kendala apapun, sehingga BBM/BBK bisa tersalurkan dengan baik kepada Konsumen,” katanya, kemarin.
Menurut Reno, dari sisi realisasi penyaluran pada Januari tercatat BBM non subsidi jenis Pertamax di Jateng-DIY mencapai sebesar 39639.610 KL/bulan. Jumlah tersebut naik 30.7% dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Sedangkan realisasi penyaluran bahan bakar khusus jenis Pertamina Dex di Jateng-DIY sebesar 765 KL atau naik 57.4% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Untuk Pertalite di wilayah Jateng-DIY sebesar 13.028 KL.
“Untuk Pertalite ini khusus di DIY sepanjang Januari 2016 penjualannya masih relatif rendah 2.368 KL, karena Pertalite baru diroll out di DIY pada bulan Agustus 2015. Sedangkan SPBU yang telah menyediakan Pertalite di Jateng-DIY kini telah mencapai 336 SPBU, dari 778 SPBU yang ada di kedua provinsi ini,” ungkapnya.
Sementara, realisasi penjualan BBM subsidi jenis premium pada bulan Januari 2016 di Jateng-DIY sebesar 290.194 KL, atau naik 2.2% dari periode yang sama tahun sebelumnya2. Berikutnya realisasi penyaluran bahan bakar bersubsidi jenis Solar di Jateng-DIY mencapai 154.636 KL atau naik 7.4% dari periode yang sama tahun sebelumnya.(aln)