SEMARANG- PT Pertamina Marketing Operation Region IV Jateng-DIY hingga kini masih menunggu alokasi kuota penyaluran LPG 3 kg dari pemerintah. Adapun saat ini, Pertamina masih menggunakan data kuota di tahun 2015 untuk penyaluran LPG bersubsidi bagi masyarakat di Jateng-DIY.
GM Pertamina Marketing Operation Region IV Jateng-DIY, Kusnendar mengatakan, kuota LPG 3 kg diatur oleh pemerintah melalui Ditjen Migas, dimana sampai saat ini belum ada kuota resmi. Selama triwulan I/2016 ini saja, Pertamina sudah merealisasikan penyaluran LPG 3 kg sebanyak 206.000 matrix ton atau naik dari realisasi tahun lalu sebesar 192.000 matrix ton.
“Sejauh ini penyaluran masih tetap seperti biasa dan belum ada laporan kelangkaan LPG di lapangan,” katanya, kemarin.
Menurutnya, jelang bulan puasa pun masih belum ada peningkatan permintaan LPG, sehingga belum ada rencana penambahan jumlah pasokan.
“LPG subsidi ini merupakan domain Pemerintah, dimana Pertamina hanya melakukan penyaluran dan pengecekan ke agen atau penyalur saja,” ungkapnya.
Terkait dengan konsumsi BBM, Suyanto, Area Manager Communication & Relations JBT menuturkan, sejak adanya penurunan harga beberapa waktu ini telah terasa adanya lonjakan konsumsi. Untuk premium, rata-rata konsumsi harian mencapai 8.800 kilo liter.
“Pada saat penurunan harga tanggal 1 april hingga dihitung seminggu setelahnya yaitu tanggal 7 April terjadi peningkatan konsumsi rata-rata harian 13% dari rata-rata harian normal. Untuk BBM pertalite juga mengalami peningkatan cukup signifikan, yakni mencapai 47% dari rata-rata harian normal pada saat kurun waktu 1-7 April,” jelasnya.
Sedangkan untuk produk pertamax, terjadi peningkatan 32% dari rata-rata harian normal 2016. Adapun untuk konsumsi pertalite pada bulan Maret 2016 15.000 Kilo liter, atau naik 50% dibanding kan periode bulan Februari 2016.
“Untuk realisasi solar subsidi Januari-Maret 2016 386.000 kilo liter atau naik 1,5% dari periode yang sama di tahun 2015,” imbuhnya.
Sementara, sejauh ini penyaluran berjalan lancar dan tanpa kendala dengan mengacu pada history angka tahun sebelumnya ditambahkan dengan kebutuhan masyarakat.(aln)