SEMARANG- Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah mencatat, inflasi di wilayahnya pada bulan Mei masih dalam batas kewajaran. Inflasi Jateng dalam posisi aman seiring dengan tingkat konsumsi masyarakat yang relatif terkendali.
Kepala BPS Jateng, Margo Yuwono mengatakan, sejauh ini masih wajar yaitu 0,13%. Jika dilihat sampai dengan kondisi Mei, apa yang ditargetkan oleh pemerintah ini masih terkendali.
“Pemerintah sendiri sebelumnya menargetkan tingkat inflasi Jawa Tengah pada tahun ini di level 4,5 +/- 1% di tahun ini,” katanya, kemarin.
Meski demikian, lanjutnya, jika melihat pola pada tahun-tahun sebelumnya, saat mendekati Lebaran mendatang inflasi akan mengalami peningkatan dibandingkan jelang Ramadhan. Pola ini biasa terjadi pada perayaan hari-hari besar seperti puasa, Lebaran, tahun baru, dan Natal.Â
“Memang ada kenaikan harga dibandingkan saat normal,” ujarnya.
Menurutnya, besar kecilnya inflasi tersebut tergantung dari upaya pemerintah mengendalikan pasokan khususnya komoditas pokok. Saat Lebaran, khususnya pada H-7 Lebaran akan terjadi permintaan yang tinggi dari masyarakat, tergantung kesiapan pemerintah dalam mengontrol pasokan.
“Meski pemerintah mengimbau masyarakat untuk tidak berbelanja berlebihan agar dapat menekan inflasi, kondisi tersebut akan sulit direalisasikan. Apalagi jelang Lebaran, kadang-kadang kan sulit diimbau seperti itu. Prinsipnya adalah komoditas pangan harus dijaga, selain itu juga dari sisi transportasi,” ungkapnya.
Sementara itu, BPS Jateng mencatat inflasi bulan Mei lebih tinggi dibandingkan bulan April yang mengalami deflasi sebesar 0,46%. Pada bulan Mei, inflasi terjadi di seluruh kota survei biaya hidup (SBH) di Jawa Tengah.Â
“Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tegal sebesar 0,33% dan terendah terjadi di Kota Surakarta sebesar 0,04%,” pungkasnya.(aln)