SEMARANG- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional 3 Jateng-DIY menilai bahwa keluarnya Inggris dari zona integrasi kawasan Uni Eropa yang kemudian dikenal dengan istilah Brexit tidak akan berpengaruh besar terhadap sektor perbankan dan pasar modal di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Bahkan, kondisi tersebut tidak akan membawa dampak secara langsung bagi Indonesia.
Kepala Regional 3 Jawa Tengah dan DIY, Panca Hadi Suryatno mengatakan, selama ini memang banyak pihak yang khawatir dengan keluarnya Inggris dari Uni Eropa terhadap perekonomian di Tanah Air. Terlebih lagi bagi sektor perbankan dan pasar modal yang berkantor pusat di Inggris.
“Untuk perbankan saja, bank yang berbasis di Inggris dan membuka kantor cabang di Indonesia tidak banyak. Belum lagi soal ekspor Jawa Tengah ke Inggris yang nilainya jauh lebih rendah jika dibanding nilai ekspor ke Amerika Serikat. Jadi, tidak ada yang perlu dikhawatirkan,” katanya, kemarin.
Hal senada disampaikan Kepala Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Iskandar Simorangkir. Menurutnya, sektor ekonomi di Jateng bidang bidang investasi maupun perdagangan tidak akan terpengaruh akibat brexit. Pasalnya, jumlah volume perdagangan antara Indonesia dan Inggris relatif kecil.
“Kita tahu ekspor non migas kita ke Inggris hanya 2,5%. Sehinga dari jalur perdagangan sangat kecil. Dengan porsi kecil itu dampaknya tidak signifikan terhadap perekonomian Jateng, kecuali Amerika yang nilai ekspornya cukup besar dari Jateng. Sedangkan Impornya juga kecil yakni 0,2%. Sehingga dampak langsung terhadap pedagangan kami predikis kecil,” terangnya.
Iskandar menambahkan, akibat Brexit dampaknya terhadap pasar keuangan yakni semua mata uang mengalami pelemahan akibat pengaruh psikologis.
“Won Korea mengalami depresiasi paling besar, kemudian ringgit Malaysia. Bagaimana dengan jalur finansial investasi? Dari data BMPD data investasi inggris sangat kecil,” imbuhnya
Diketahui, dalam sebuah referendum bersejarah Inggris telah memutuskan untuk keluar dari Uni Eropa. Sebanyak 52 persen rakyat Inggris memilih opsi keluar dibanding tetap bersama Uni Eropa.(aln)