*Pada Semester I/2016
SEMARANG- Penurunan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS yang terus terdegradasi hingga di atas Rp13.000,00 sampai saat ini sangat membebani keadaan finansial industri farmasi nasional. Hal ini mengingat 90% bahan baku farmasi masih harus diperoleh secara impor.
Namun, di tengah inflasi semester I/2016 yang mencapai lebih dari 3%, PT Phapros, Tbk berhasil meningkatkan kinerjanya baik dari sisi penjualan maupun laba.
“Alhamdulilah semester I/2016 ini Phapros menunjukkan kinerja yang sangat baik. Dari sisi penjualan ada peningkatan sebesar 16,4% dari periode yang sama tahun lalu,” terang Direktur Utama PT Phapros, Tbk, Barokah Sri Utami.
Menurutnya, penjualan pada semester I/2015 sebesar Rp302 miliar. Sedangkan tahun 2016 ini mencapai Rp351 miliar, dan penjualan tertinggi disumbangkan oleh produk obat jual bebas (OTC) sebesar 62,5% dan share terbesar diperoleh dari produk Obat Generik Berlogo (OGB) sebesar 51%,” tambahnya.
“Tingginya share obat generic tercapai karena Sebelumnya, Phapros juga sudah memenangkan tender dua paket e-catalogue yang nilainya mencapai Rp271 miliar,” ungkapnya.
Dijelaskan, ada 36 obat generik dan 2 obat nama dagang yang dimenangkan Phapros. Dari total value yang besar inilah membuat Phapros berhasil menduduki peringkat pertama atau sekitar 13% dari keseluruhan nilai omzet yang ditawarkan e-catalogue yang mencapai lebih dari Rp 2 triliun.
“Pertumbuhan penjualan yang baik juga dikuti dengan pertumbuhan laba bersih perseroan. Di semester I/2016 ini, laba bersih Phapros tumbuh sebesar 22,9% dari Rp23,1 miliar pada periode yang sama tahun lalu menjadi Rp28,4 miliar pada tahun ini,” pungkasnya.(aln)