SEMARANG- DPD Real Estate Indonesia (REI) Jawa Tengah menargetkan, penjualan rumah pada pelaksanaan REI Ekspo 8/2016 mampu mencapai 70 unit. Optimisme pasar ini seiring kondisi ekonomi yang makin membaik
Wakil Ketua REI Jateng Bidang Promosi, Humas, dan Publikasi, Dibya K Hidayat mengatakan, REI ekspo kali ini diadakan mulai 6-17 Oktober. Pameran diikuti 18 peserta, yang semuanya merupakan pengembang perumahan kelas menengah atas dan apartemen.
“Kami optimis target tersebut tercapai,” katanya, disela Pembukaan REI Ekspo 8/2016, di Mal Ciputra Semarang.
Pada REI ekspo kali ini, lanjutnya, penjualan rumah kelas menengah atas semakin terdongkrak seiring dengan kelonggaran ‘loan to value’ (LTV), mengenai penurunan besaran uang muka rumah.
“Terkait LTV ini memang yang paling terdampak memang rumah segmentasi menengah ke atas,” jelasnya.
Diakuinya, akibat keluarnya kebijakan tersebut para pengembang semakin agresif memasarkan produknya. Apalagi, saat ini mendekati akhir tahun di mana tingkat belanja masyarakat mengalami peningkatan.
“Di sisi lain, kami berharap agar suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) dapat menurun seiring dengan menurunnya suku bunga acuan Bank Indonesia yang saat ini berada di level 6,5%,” terangnya.
Menurutnya, saat ini masih banyak perbankan yang menerapkan suku bunga KPR di atas 8% dengan fix pembayaran selama dua tahun. Sejauh ini hanya Bank Mandiri yang menerapkan suku bunga 7,7% fix 2 tahun.
“Idealnya, penerapan suku bunga ini bisa di bawah 8 persen atau fix pembayaran dengan suku bunga tersebut bisa lebih lama, paling tidak lima tahun,” ungkapnya.
Ditambahkan, saat ini kondisi ekonomi Indonesia mulai membaik, sehingga penerapan suku bunga yang lebih rendah memungkinkan untuk dilakukan. Terkait hal tersebut, DPD REI sudah sering melakukan pertemuan dengan perbankan.
“Meski begitu, keputusan tetap ada di tingkat pusat. Harapan kami perbankan bisa mendukung penjualan rumah melalui penurunan suku bunga KPR ini,” tandasnya.(aln)