*Bijak Gunakan Energi
SEMARANG- Sebelum pelaksanaan konversi minyak tanah ke LPG secara besar-besaran, setiap tahunnya pemerintah menganggarkan dana lebih dari Rp50 triliun untuk mensubsidi Bahan Bakar Minyak (BBM), dengan alokasi terbesar yakni minyak tanah (lebih dari 50%).
Program konversi minyak tanah ke LPG sendiri mulai dilaksanakan tahun 2007 hingga menjelang akhir 2010 dengan jumlah paket perdana (tabung gas dan isi, kompor, regulator, selang) yang telah dibagikan sebanyak 44.675.000 ke seluruh wilayah Indonesia atau lebih dari 100% target. Penghematan yang berhasil dilakukan mencapai sebesar Rp19,34 triliun.
Meski awalnya banyak yang menyangsikan akan berhasil, konversi Minyak Tanah ke LPG menjadi fenomena penting program konversi energi di Indonesia. Setelah hampir 10 tahun berlalu, kehadiran LPG 3 Kg telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan rumah tangga Indonesia.
Namun demikian, keberadaannya yang dimaksudkan untuk dapat membantu keluarga miskin dan usaha mikro dirasa masih belum optimal, dikarenakan masih adanya kalangan keluarga maupun usaha menengah ke atas yang masih menggunakan komoditas bersubsidi ini.
Menjawab hal tersebut, Pertamina Marketing Operation Region (MOR) IV dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Hiswana Migas Pati, mengajak Pemerintah Kabupaten Pati untuk menjadi agen perubahan (change agent) dalam mensosialisasikan penggunaan LPG Non Subsidi. Gerakan yang terbilang baru di Indonesia ini, dikemas dalam sebuah deklarasi yang disampaikan langsung oleh Bupati Pati, Haryanto, S.H., M.M. di Pendopo Bupati Pati.
Pada kesempatan ini, Bupati Pati mengajak dan menghimbau agar PNS yang bekerja di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pati untuk mulai menggunakan LPG Non Subsidi, dalam hal ini Bright Gas 5.5 Kg, sebagai salah bentuk upaya dalam mengoptimalkan alokasi LPG 3 Kg sebagai bahan bakar bersubsidi. Melalui gerakan ini, diharapkan PNS Pemkab Pati dapat menjadi panutan dan inspirasi bagi masyarakat dalam bijak menggunakan energi.
Ditemui di sela kegiatan, Haryanto menyatakan, sebagai panutan masyarakat sekitar, PNS dihimbau untuk mendukung program ini. Sebagai profesi yang sudah lebih sejahtera, PNS dirasa sudah mampu untuk menggunakan LPG Non Subsidi.
Pada kesempatan yang sama, General Manager Pertamina MOR IV, Kusnendar menyampaikan, sejak konversi 2007 lalu, pemerintah dan Pertamina telah berupaya sebaik mungkin dalam mendistribusikan LPG 3 Kg, termasuk dalam memastikan bahwa varian LPG ini dapat tersalurkan kepada khalayak yang tepat.
Bersama-sama dengan Kementerian ESDM, Pertamina telah melakukan serangkaian program dalam mengatur besaran volume dan subsidi LPG 3 Kg, diantaranya melalui sistem monitoring LPG 3 kg (SIMOL3K), rayonisasi pendistribusian LPG dan peningkatan pengawasan pendistribusian LPG 3 kg, melalui penyaluran di subpenyalur (pangkalan).
Selain beberapa program di atas, Pertamina juga secara aktif melaksanakan koordinasi dengan pemerintah daerah, dalam memastikan distribusi LPG 3 Kg yang tepat sasaran. Adapun salah satu output konkritnya adalah kerjasama dengan Pemkab Pati ini. Guna mendukung program tersebut, Pertamina MOR IV memberikan bantuan LPG Bright Gas 5.5 Kg kepada PNS di lingkungan Pemkab Pati sebanyak 50 tabung.
“Kami berterima kasih kepada Bupati Pati atas kesediannya dalam mendukung program optimasi distribusi LPG 3 Kg ini. Semoga niat baik ini dapat disambut baik oleh masyarakat dan menjadi inspirasi pula bagi pemerintah kota/kabupaten lainnya sehingga LPG 3 Kg dapat dinikmati oleh khalayak yang benar-benar membutuhkan,” kata Kusnendar.
*Seputar Bright Gas 5,5 Kg
Bright Gas diluncurkan pada 23 April 2016 lalu di Kawasan Wisata Lawang Sewu Semarang. Bright Gas 5.5 kg merupakan varian baru yang akan melengkapi kemasan yang telah ada di pasar yaitu Bright Gas 12 kg. Tiga keunggulan utamanya adalah: Lebih Aman, Lebih Nyaman dan Lebih Terjangkau.
Bright Gas 5,5 kg Lebih Aman karena dilengkapi dengan fitur teknologi katup ganda atau Double Spindle Valve System (DSVS) yang 2 kali lebih aman dalam mencegah kebocoran pada kepala tabung.
Lebih terjamin isinya, karena tabung Bright gas 5,5 kg dilengkapi dengan segel resmi Pertamina yang dilengkapi dengan hologram fitur OCS (Optical Color Switch), yang telah memperoleh paten dan tidak dapat dipalsukan. Fitur ini hampir sama dengan teknologi yang digunakan dalam benang pengaman uang kertas dan dokumen-dokumen berharga lainnya.
Lebih Nyaman karena produk ini sangat praktis digunakan dimana berat kosong tabung hanya 7,1 kg dan total berat termasuk isi hanya sekitar 12,6 kg, produk ini lebih ringan dari segalon air mineral. Bright Gas 5,5 kg dijual dengan harga yang lebih terjangkau di masyarakat.
Dalam rangka memfasilitasi pelanggan yang hendak beralih menggunakan Bright Gas 5,5 Kg, Pertamina menyiapkan beberapa paket penukaran, diantaranya 2 tabung LPG 3 Kg dapat ditukarkan dengan 1 Tabung Bright Gas 5.5 Kg dengan menambahkan biaya konversi sebesar Rp38.000, (belum termasuk biaya refill). Tersedia pula layanan pesan antar dengan menghubungi contact center (024) 1 500 000.(aln)