SEMARANG- Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengajak para pengusaha siap menghadapi era digital yang saat ini semakin berkembang. Dalam hal ini, penggunaan digital di kantor atau masyarakat umum mau tidak mau harus dilakukan.
Ketua Umum APJII, Jamalul Izza mengatakan, penetrasi internet di Pulau Jawa sampai saat ini sudah mencapai 65%. Dari sisi gender, jumlah pengguna internet terbesar yaitu pria dengan komposisi sebesar 52%, sedangkan sisanya adalah wanita.
“Pada dasarnya, melalui kegiatan ini kami ingin menyampaikan bahwa mau tidak mau kita semua harus bergerak dari analog ke digital, transformasi ini sangat diperlukan,” katanya, disela kegiatan CIO Sharing yang mengangkat tema ‘Transforming Your Organization In Digital Era’, di Hotel Crowne Plaza Semarang.
Menurutnya, secara statistik penggunaan internet tumbuh secara signifikan, terlihat sejak akhir tahun 2014. Data dari APJII, pertumbuhan jumlah pengguna internet dari akhir tahun 2014 hingga saat ini mencapai sekitar 50%.
“Penetrasi internet ini terjadi secara keseluruhan, seperti halnya terlihat penggunaan internet di sektor karyawan juga meningkat, tepatnya ada sekitar 132,7 juta masyarakat atau pengguna internet di Indonesia,” ungkapnya.
Pihaknya memprediksi, ke depan pertumbuhan penggunaan internet juga akan meningkat seiring dengan percepatan infrastruktur yang dilakukan oleh pemerintah. Apalagi, saat ini pemerintah memiliki proyek infrastruktur telekomunikasi palapa ring yang menghubungkan Indonesia bagian timur, tengah, dan barat.
“Diprediksi, proyek infrastruktur ini akan selesai pada tahun 2019,” jelasnya.
Dengan adanya proyek infrastruktur, lanjutnya, penggunan internet akan meningkat menjadi 70% jumlah populasi penduduk Indonesia, atau meningkat dari posisi sekarang sekitar 50%.
Dalam kesempatan tersebut, Wakil Walikota Semarang, Hevearita G. Rahayu menuturkan, pemerintah kota Semarang berkomitmen mengusung konsep ‘smart city’ untuk memberikan fasilitas yang lebih baik kepada masyarakat. Konsep ‘smart city’ tersebut penting karena pada era saat ini teknologi menjadi alat bantu kebutuhan manusia.
“Saat ini Semarang sudah menjadi satu dari empat ‘smart city’ di Indonesia, tiga yang lain yaitu Bandung, Makasar, dan Surabaya,” ujarnya.
Meski demikian, diakuinya, konsep tersebut belum teraplikasi secara sempurna di Kota Semarang. Dalam hal ini, pihaknya membutuhkan dukungan dari sejumlah pihak salah satunya Asosiasi Pengusaha Jasa Internet Indonesia (APJII).
“Harapannya dari APJII ini dapat terus berinovasi untuk selanjutnya dapat kami aplikasikan di Kota Semarang,” tegasnya.
Untuk menjadi ‘smart city’ seutuhnya, ada tiga tahapan yang harus dipenuhi yaitu digitalisasi, sistemasi, dan mekanisasi. Mengenai digitalisasi ini seluruh urusan harus berbentuk digital sehingga memudahkan masyarakat untuk mengurus kebutuhan tertentu.
Selanjutnya, untuk sistemasi adalah semua hal yang dibutuhkan sudah tersistem. Sedangkan mengenai mekanisasi adalah semua hal yang biasanya harus diselesaikan secara manual, sudah harus diganti mesin berjalan.(aln
)