SEMARANG- Kantor Regional (Kanreg) 3 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jateng-DIY menyebut, pangsa pasar dari Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di wilayah Jawa Tengah cukup baik. Hal ini terlihat, dari sisi pertumbuhan kinerja keuangan secara year on year yang mengalami pertumbuhan positif.
Kepala Kantor Regional 3 OJK Jateng-DIY, Bambang Kiswono mengatakan, jumlah BPR yang ada di wilayah Jawa Tengah saat ini ada 280 unit dan di Yogyakarta ada 66 BPR. Mayoritas BPR pertumbuhan keuangannya cukup bagus.
“Memang kami akui ada satu atau dua BPR yang perlu mendapat perhatian khusus. Namun, setelah dilakukan pengawasan selama tiga bulan, kinerja keuangannya kembali membaik,” katanya.
Menurutnya, OJK terus berupaya untuk memastikan industri BPR/S yang sehat di wilayah Jateng-DIY. Dengan begitu, program perekonomian daerah dan nasional bisa berjalan, serta memberikan pondasi yang kuat untuk menjaga stabilitas industri keuangan.
“Kami berharap, BPR/S tidak sekadar mematuhi peraturan saja tetapi juga bisa memberikan nilai tambah bisnis. Terutama, dalam upaya menghadapi tantangan di industri BPS/S,” ungkapnta.
Terkait aset BPR di Jateng cukup bagus, mencapai Rp26,8 triliun. Jumlah tersebut tumbuh 12,86 persen dibanding tahun lalu.
“Penyaluran kreditnya Rp20,4 trilun dan naik 11,94 persen dari sebelumnya. Demikian juga untuk Dana Pihak Ketiga yang mencapai Rp20 triliun, tumbuh 12,75 persen dari tahun lalu,” ujarnya.
Dijelaskan, kriteria sebuah BPR/S dikatakan masuk dalam bank pengawasan khusus itu seperti modal kurang dari empat persen. Kemudian, likuiditas selama enam bulan harus terjaga minimal tiga persen.
“Yang menggerus moda BPR/S itu kan NPL-nya tinggi, terus banknya tidak dikelola dengan benar. Yang paling parah, terjadi fraud yang dilakukan pengurusnya sendiri,” tandas Bambang.(aln)