JAKARTA – PT PLN (Persero) melalui PLN Peduli bekerja sama dengan Yayasan Menembus Batas menyelenggarakan pelatihan daring mengenai ‘entrepreneur’ dan kepemimpinan serta beasiswa untuk pelajar. Program ini, merupakan tindaklanjut kerja sama PLN Peduli dan Yayasan Menembus Batas dalam mengembangkan kapabilitas penyandang disabilitas.
Dalam kerja sama ini, akan dijalankan 2 program bantuan untuk kelompok disabilitas yaitu, Program Beasiswa dan Pengembangan ‘Soft Skill & Leadership’ serta Program Pelatihan Kemampuan ‘Digital’ Menjadi ‘Entrepreneur’. Kedua program ini dibentuk sebagai salah satu tanggung jawab sosial dari perusahaan.
Executive Vice President Komunikasi Korporat dan CSR PLN, Diah Ayu Permatasari mengatakan, program Energi PLN Menembus Batas Disabilitas, menjadi bukti bahwa PLN turut aktif memberikan dukungan maupun dorongan dengan berbagai cara diantaranya pemodalan, memberikan kesempatan magang, dan juga ‘leadership’ kepada seluruh peserta.
“Dari modal tersebut teman-teman disabilitas diberi pelatihan kewirausahaan yang dilatih oleh para fasilitator dan mentor yang sudah terlatih di bidangnya. Dalam pemagangan, para peserta diberi kesempatan untuk magang di perusahaan-perusahaan yang juga turut aktif diawasi oleh para pengawas. Hal itu semua dimaksudkan untuk mewujudkan Indonesia memiliki generasi emas,” katanya.
Nantinya, kedua program ini akan diikuti oleh total 290 peserta. Adapun rinciannya, program Beasiswa dan Pengembangan ‘Soft Skill & Leadership’ rencana akan diikuti oleh 40 peserta yang akan diseleksi menjadi 20 peserta penerima beasiswa selama 1 tahun.
Peserta terpilih yang akan mendapatkan bantuan biaya Pendidikan Akademis serta pelatihan pengembangan ‘soft skill & leadership’, sehingga diharapkan ‘output’ dari program ini akan membentuk individu yang siap menghadapi ragam tantangan.
Untuk program Pelatihan Kemampuan ‘Digital’ Menjadi ‘Entrepreneur’ yang merupakan kelanjutan dari pelatihan ‘digital entrepreneur’ tahun sebelumnya yang diikuti 250 peserta. Program tahun ini akan diikuti oleh 84 Peserta yang telah memiliki usaha dan akan diseleksi rencana pengembangan usahanya menjadi 10 peserta terpilih yang akan mendapatkan bantuan modal untuk pengembangan usahanya.
Di sisi lain, 166 Peserta yang belum memiliki usaha akan dididik dan melaksanakan magang di beberapa perusahaan yang berpotensi untuk direkrut ke depannya.
Staff Khusus Presiden, Angkie Yudistia mengatakan program yang sudah berjalan ini sesungguhnya sudah berlangsung cukup lama terutama dengan ekosistem BUMN terutama PLN.
Menurutnya, program-program seperti ini sangat baik untuk mengembangkan SDM dan juga teman-teman kaum rentan terutama kaum disabilitas di Indonesia.
“Dari dukungan dan ‘support’ yang diberikan dari program ini teman-teman disabilitas patutnya menyadari tentang perbedaan apa itu hibah dan pemodalan,” ujarnya.
Adapun hibah merupakan, sebuah pemberian uang tunai secara langsung untuk membantu keberlangsungan hidup teman-teman, sementara pemodalan merupakan sebuah literasi keuangan untuk membantu pengembangan usaha teman-teman supaya bisa terus berkembang.
Diharapkan, semua pelatihan yang ada dalam program ini, benar-benar dapat membantu mengembangkan potensi diri kalangan disabilitas di Indonesia.(aln)