Home Bisnis Pakai Gas Bumi, Lebih Irit dan Aman

Pakai Gas Bumi, Lebih Irit dan Aman

*Dukung Transisi Energi Ramah Lingkungan

0
- DISTRIBUSI GAS BUMI- Petugas Sub Holding Gas Pertamina PT PGN Tbk, tengah melakukan pengecekan pipa distribusi gas bumi, Pressure Reducing Station (PRS), yang berlokasi di Tambak Aji Semarang. PRS Tambak Aji ini menjadi salah satu sumber penyaluran gas bumi ke rumah tangga dan industri yang ada di Kota Semarang. FOTO : PRASETYO WD

MATAHARI perlahan mulai menampakkan sinarnya, kala tukang sayur keliling, Senin (7/11/2022) pagi memarkirkan gerobaknya di salah satu sudut gang kampung, di Karangayu, Kota Semarang. Tak butuh waktu lama, para pelanggan yang dikuasai kaum ibu mulai datang mengerubuti, untuk berbelanja kebutuhan dapurnya.

Tak pelak, obrolan pagi ala ibu-ibu pun mulai riuh terdengar. Salah seorang ibu rumah tangga, Ika Dartika (62), warga Jalan Damarwulan 2, Karangayu mulai membuka bahasan soal penggunaan gas di rumahnya yang makin menguras jatah uang belanjanya.

Ika yang masih menggunakan gas elpiji tabung melon mengeluhkan, musim penghujan seperti saat ini membuat aktifitas dapurnya meningkat. Ia yang rata-rata menggunakan gas melon 5 tabung per bulan, kini bisa mencapai 7 tabung.

“Wah.. Musim hujan kayak gini bikin nafsu makan orang di rumah makin tinggi. Harus berkali-kali masak. Kebutuhan gas jadi makin banyak. Belum lagi nyari gas elpiji melon sekarang mulai susah,” ujar Ika, menggerutu.

Keluhan Ika ditimpali oleh Atun (42), tetangganya. Atun yang sudah menggunakan fasilitas layanan gas bumi dari PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk hampir setahun terakhir ini mengatakan, jika ia kini justru lebih hemat.

“Sebelum langganan gas bumi, saya biasanya pakai gas melon 6 tabung sebulan, sekitar Rp110.000. Sejak pakai gasnya PGN dengan pemakaian yang sama, rata-rata sebulan cuma Rp60.000 – Rp75.000 saja,” tukas Atun.

Apa yang dikatakan Atun, diamini oleh ibu-ibu lain sesama pelanggan gas bumi PGN. Bahkan diantaranya mengaku, menggunakan gas bumi selain lebih efisien, pastinya juga praktis dan aman.

“Tinggal cekrek kompor, gas sudah langsung nyala, tidak ribet. Gasnya juga bersih, tidak takut bocor karena pakai pipa, dan tidak ada bau. Kalau kehabisan gas juga tidak perlu lagi keliling mencari gas melon yang kini makin sulit. Bayar bulanannya pun gampang, bisa ke Alfamart atau online,” sambung Nina (39), sesama pelanggan PGN.

Fenomena obrolan tersebut merupakan sekelumit pengalaman ibu-ibu rumah tangga yang mulai merasakan ragam keuntungan penggunaan gas bumi PGN dan bisa membandingkannya dengan penggunaan gas elpiji.

– DISTRIBUSI GAS BUMI- Petugas Sub Holding Gas Pertamina PT PGN Tbk, tengah melakukan pengecekan pipa distribusi gas bumi, Pressure Reducing Station (PRS), yang berlokasi di Tambak Aji Semarang. PRS Tambak Aji ini menjadi salah satu sumber penyaluran gas bumi ke rumah tangga dan industri yang ada di Kota Semarang. FOTO : PRASETYO WD

Transisi Energi

Ya.. Sebagai Sub Holding Gas Pertamina, PT PGN Tbk kini memang makin agresif untuk menghadirkan fasilitas dan layanan gas bumi ke tengah masyarakat. Langkah ini sekaligus sebagai upaya mendukung isu transisi energi menuju energi bersih.

“PGN terus bertekad memberikan manfaat dan keuntungan bagi para penggunanya, serta bisa berkontribusi dalam mengejar target bauran energi bersih di Indonesia,” kata Edi Armawiria, General Manager Sales Operation Region (SOR) III PGN, saat ditemui Jateng Pos disela Media Gathering, di Shanaya Resort Malang, Rabu (2/11/2022).

Dijelaskan, gas bumi merupakan salah satu bahan bakar ramah lingkungan yang terbilang murah, bersih dan aman. Dengan penggunaan yang praktis, produk ini juga menghasilkan lebih sedikit polusi daripada sumber bahan bakar fosil, dan tekanannya sangat rendah, di bawah 100 milibar.

“Gas bumi merupakan produk dalam negeri, yang harga jualnya relatif lebih murah dibandingkan gas elpiji yang bahan bakunya masih impor. Tarif berlangganan gas bumi PGN hanya Rp4.250/m3 (RT-1 dan PK-1) dan Rp6.000/m3 (RT-2 dan PK-2),” jelas Edi.

Adapun pasokan gas PGN, lanjut Edi, saat ini disuplai dari 9 pemasok dengan jumlah yang mencapai sekitar 157,14 MMSCFD. Pasokan tersebut antara lain berasal dari KEI, Medco, HCML, PHE WMO, CPP Gundih, dan MBGI, dan HCML.

“Pasokan gas untuk wilayah SOR III yang meliputi Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali dan Nusa Tenggara, disalurkan untuk 150.000-an pelanggan di berbagai sektor, dengan total konsumsi gas mencapai 135 MMCSFD,” ujar Edi.

Menurut Edi, pelanggan PGN di wilayah SOR III saat ini tersebar di Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Lamongan, Kota Mojokerto, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Jombang, Kabupaten Gresik, Kota Surabaya, Kota Pasuruan, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Kota Probolinggo, Kabupaten Blora, Kota Semarang, dan Kota Magelang. Sedangkan segmen pelanggan PGN tak hanya rumah tangga saja, namun telah mulai merambah segmen komersial hingga industri.

“Kalau untuk distribusi gas ke pelanggan, selain menggunakan pipa, PGN juga melayani pelanggan dengan moda non pipa melalui Compressed Natural Gas (CNG),” ungkapnya.

– DISTRIBUSI GAS BUMI- Petugas Sub Holding Gas Pertamina PT PGN Tbk, tengah melakukan pengecekan pipa distribusi gas bumi, Pressure Reducing Station (PRS), yang berlokasi di Tambak Aji Semarang. PRS Tambak Aji ini menjadi salah satu sumber penyaluran gas bumi ke rumah tangga dan industri yang ada di Kota Semarang. FOTO : PRASETYO WD

Ekspansi Pasar

Edi menegaskan, PGN terus berupaya mendukung program pemerintah menuju 4 juta pelanggan jaringan gas (jargas) secara nasional di tahun 2025. Dari target sambungan baru tersebut, PGN SOR III mendapat penugasan 400.000 pelanggan.

“Kami di wilayah SOR III menargetkan rata-rata sebanyak 100.000 sambungan baru per tahun. Dengan begitu, hingga tahun 2025 mendatang, kami bisa merampungkan penugasan 400.000 pelanggan baru,” tegasnya.

Area Head PGN Semarang, Sugianto Eko Cahyono menambahkan, di area Semarang saat ini ada 13.989 pelanggan jargas, dengan konsumsi rata-rata 10.38 BBTUD. Para pelanggan jargas tersebar di wilayah Kota Semarang sebanyak 9.288, Kabupaten Blora 4.500, dan di Kota Magelang 201 pelanggan.

“Pasokan gas untuk pelanggan di area Semarang disuplai melalui pipa dari PEPC JTB dan SEML Kepodang. Di Semarang ada 190 km pipa eksisting, Blora 102 km, dan Demak 10 km,” imbuhnya.

Sugianto menuturkan, untuk memenuhi kebutuhan industri di Kendal dan Batang, saat ini PGN juga tengah membangun pipa transmisi dari Tambaklorok menuju ke Batang. Proyek ini merupakan rangkaian pipanisasi gas bumi dari Cirebon ke Batang.

“Lokasi Semarang memang sangat strategis senagai hub energi di Pulau Jawa, sehingga terlewati juga oleh pipa transmisi yang menghubungkan seluruh Pulau Jawa. Pipanisasi dilakukan sepanjang jalur tol,” tukasnya.

Sugiyanto menjelaskan, PGN terus berkomitmen menjamin ketersediaan energi, untuk mendukung keberlangsungan ekonomi di Pulau Jawa, terutama Jawa Tengah yang tengah berkembang melalui berbagai kawasan industri.

“Melalui proyek gas bumi yang melintasi Jawa Tengah ini, diharapkan mampu mengejar ketertinggalan energi dari daerah sekitarnya menuju transisi energi,” pungkasnya. (Aning Karindra Ariyanti)

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version