SEMARANG– Berkontribusi nyata dalam penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), RSUD Sunan Kalijaga Demak, Laboratorium Cito dan Laboratorium Sarana Medika mantap kembali menyalurkan dana Corporate Social Responsibility (CSR) melalui Program JKN, Rabu (29/5/2024).
Pejabat Pengganti Sementara BPJS Kesehatan Semarang, Army Maria Ulfah mengatakan, melalui Program Inovasi Pendanaan Masyarakat Peduli JKN (PIPMJ), BPJS Kesehatan menggerakkan gotong royong melalui partisipasi masyarakat, badan usaha dan badan hukum lainnya untuk memberikan proteksi finansial. Langkah tersebut dilakukan dengan mendaftarkan peserta baru dan untuk pembayaran iuran Peserta PBPU dan/atau BP Mandiri Program JKN yang menunggak.
Perlu diketahui bahwa ketiga penyelenggara pelayanan kesehatan yang juga bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, pada tahun sebelumnya telah memanfaatkan dana CSR dengan mendaftarkan, serta membayarkan iuran Program JKN bagi yang belum memiliki jaminan kesehatan, serta kepesertaan Program JKN non aktif akibat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Adapun pada tahun ini, RSUD Sunan Kalijaga mendaftarkan serta membayarkan iuran sebanyak 1.000 peserta, Laboratorium Sarana Medika sebanyak 100 peserta, dan Laboratorium Cito sebanyak 100 peserta.
“Sehingga pada tahun 2024 ini, sebanyak 29 Entitas Kolektif telah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, 9 Entitas merupakan Donasi dari Yayasan/Lembaga serta Badan Usaha, 12 Entitas merupakan pendaftaran Peserta PBPU (Pekerja Bukan Penerima Upah) secara kolektif dari Yayasan/Lembaga serta 8 Entitas Bukan Pekerja yaitu Pendaftaran Pekerja yang telah Purna Bhakti atau Pensiunan yang didaftarkan oleh Yayasan serta Badan Usaha,” ucap Army.
Sembilan badan usaha sudah tergabung dalam Prorgam PIPMJ. Diantaranya, PT Semarang Autocamp Manufacturing Indonesia (SAMI), RS Islam Nahdlatul Ulama Demak, RS Pelita Anugerah, Klinik Ginjal dan Hipertensi Lestari, Laboratorium Prodia dan Dokter Rifda Group.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Moch Abdul Hakam sangat mengapreasi peran badan usaha dan lembaga lainnya yang turut berkontribusi untuk membatu pemerintah kota maupun kabupaten menjaga cakupan UHC.
“Saat ini sudah tidak pandemi Covid 19, dimana tataran perekonomian semakin membaik , pendapatan masyarakat juga mulai meningkat serta, banyaknya perusahaan di kabupaten Demak maupun kota Semarang kesempatan bagaimana jaminan kesehatan ini bisa tumbuh dan tetap eksis,” ucap Hakam.
Harapannya dengan kontribusi lintas sektoral ini, menjadi angin segar pemerintah kota maupun kabupaten untuk mendukung Program JKN. Dukungan dari pihak-pihak swasta khususnya badan usaha dalam mendaftarkan seluruh pekerjanya dan juga dalam Program Donasi Iuran JKN melalui anggaran CSR dipastikan sangat membantu finasial pemerintah daerah dalam melanggengkan UHC.
Lebih lanjut Hakam mengajak seluruh badan usaha, lembaga serta yayasan untuk dapat berkontribusi dalam Program JKN. Selain CSR dapat diberikan secara tepat sasaran, juga manfaat yang akan diterima oleh masyarakat bisa dirasakan secara nyata dan berkesinambungan.
“Selain itu, kami bersama BPJS Kesehatan akan menyisir Masyarakat yang saat ini kepesertaan JKN nya masih dibiayai dari APBD dan APBN, namun terdaftar sebagai pekerja agar mendorong badan usaha memenuhi kewajibannya dalam Program JKN ini,” tambahnya.
Kedepannya penerima manfaat Program JKN yang pembiayaannya bersumber dari APBD dapat diberikan bagi orang-orang yang benar benar membutuhkan, yakni mereka yang tergolong ekonomi lemah. Hasil akhirnya keaktifan kepsertaan meningkat.
“Mudah-mudahan dari niat baik yang dilakukan badan usaha maupun yayasan dalam mendukung Program JKN ini Tuhan memberikan ganti yang sangat luar biasa, karena anda telah memberikan manfaat bagi masyarakat di lingkungan sekitar anda,” tutupnya.(aln)