BANJARNEGARA – OJK Kantor Regional 3 Jawa Tengah dan DIY bersama dengan Bank Negara Indonesia (BNI) menggelar acara Kegiatan Edukasi Keuangan kepada agen laku pandai Bank BNI.
Kepala OJK Regional Jawa Tengah dan DIY, Aman Santosa mengatakan, kegiatan edukasi ini bertujuan untuk meningkatkan inklusi dan literasi keuangan masyarakat Jawa Tengah hingga lini terkecil, yakni Desa supaya masyarakat dapat memahami lembaga keuangan yang legal dan ilegal, serta memudahkan masyarakat mendapat akses keuangan dari lembaga keuangan yang legal.
Agen laku pandai Bank BNI yang merupakan kepanjangan tangan dari Kantor Cabang Wonosobo dan Purbalingga berjumlah sekitar 1.452 agen diharapkan dapat mengambil peran dalam peningkatan literasi dan inklusi masyarakat Jawa Tengah.
“BNI Kantor Cabang Wonosobo berkolaborasi dengan BNI Kantor Cabang Purbalingga dhi. KCP Banjarnegara bersama OJK Kantor Regional 3 Jawa Tengah dan DIY berkomitmen untuk berperan dalam penyelenggaraan edukasi dan inklusi keuangan di Kabupaten Banjarnegara. Program ini mempunyai tujuan khusus yaitu meningkatkan pemahaman masyarakat dalam melakukan akses pinjaman ataupun investasi kepada lembaga keuangan yang legal, sehingga masyarakat terhindar dari jeratan rentenir dan investasi bodong,” kata Widiarto, Wakil Pimpinan Bank BNI Wilayah 17.
Kegiatan peningkatan literasi dan inklusi ini menjadi salah satu program unggulan di Jawa Tengah untuk mengatasi tantangan, diantaranya tingkat Literasi atau indeks pengetahuan keuangan di Jawa Tengah dan tingkat inklusi atau indeks akses keuangan Jawa Tengah yang masih berada di peringkat ke-5 dan 4 di pulau Jawa.
Selain itu Tingkat inklusi keuangan Jawa Tengah sebesar 85,97%, jauh lebih tinggi dibandingkan tingkat inklusinya yang sebesar 51,69%. Artinya lebih banyak orang yang sudah menggunakan jasa keuangan namun belum cukup memiliki pengetahuan.
Pada acara yang juga dihadiri oleh Kepala Pemimpin BNI Wilayah 05, Bambang Setiatmojo dan sejumlah pejabat Bank BNI, Aman Santosa juga menyampaikan kinerja Industri Jasa Keuangan posisi Desember 2022 dalam kondisi stabil dan tumbuh positif.
“Aset, kredit dan dana pihak ketiga (DPK) perbankan Jawa Tengah tumbuh 7,31% (yoy), 10,55% (yoy), dan 4,27% (yoy). Meskipun pertumbuhan ini masih di bawah pertumbuhan aset, kredit dan DPK perbankan Nasional yang tumbuh 9,88% (yoy), 11,36% (yoy), dan 9,02% (yoy). Namun demikian dengan penyaluran KUR di Jawa Tengah mserupakan yang tertinggi secara Nasional sebesar Rp42,95 triliun atau 18,14% dari total seluruh penyaluran KUR nasional,” ujarnya.
Pencapaian ini, perlu dilanjutkan dengan optimalisasi peran Industri Jasa Keuangan serta kolaborasi bersama stakeholder baik Pemerintah Daerah dan instansi lainnya, sehingga literasi dan inklusi masyarakat Jawa Tengah dapat segera meningkat.(aln)