SEMARANG – BPJS Kesehatan Cabang Semarang bersama Fasilitas Kesehatan Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) di seluruh Kota Semarang dan Kabupaten Demak senantiasa mendorong peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) lakukan skrining riwayat kesehatan.
Kepala BPJS Kesehatan Cabang Semarang, Andi Ashar menjelaskan, peserta JKN yang telah menginjak usia 15 tahun ke atas bisa melakukan skrining riwayat kesehatan dengan mengisi pertanyaan tentang riwayat kesehatan diri sendiri, keluarga dan pola konsumsi makanan. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui risiko penyakit tidak menular seperti hipertensi, diabetes melitus, jantung koroner dan ginjal kronis.
“Dalam Program JKN, FKTP merupakan pilihan utama peserta untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatannya. Sehingga terkait prinsip kesinambungan diharapkan FKTP mampu mengelola status kesehatan peserta agar terpelihara optimal dan berkelanjutan. Salah satunya melalui pelaksanaan skrining riwayat kesehatan secara rutin setiap tahunnya,” ucap Andi, Selasa (14/02).
Andi mengatakan, skrining riwayat kesehatan dapat dilakukan peserta melalui Aplikasi Mobile JKN, website BPJS Kesehatan, Chat Assistant JKN (CHIKA) maupun dilakukan saat peserta berkunjung ke FKTP yang akan dibantu langsung oleh petugas faskes.
“Bahkan petugas fasilitas kesehatan jika diperlukan bisa membantu dengan membuat format skrining riwayat kesehatan manual guna menjaring peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan peserta yang terindikasi belum melek gadget karena keterbatasan informasi dan kemampuan,” tambah Andi.
Tercatat, sebanyak 282.805 peserta JKN di Kota Semarang dan Kabupaten Demak telah memanfaatlan layanan skrining riwayat kesehatan. Harapannya, melalui program promotif dan preventif ini, FKTP dapat melakukan pemetaan penyakit dan dapat segera menetapkan tata laksana yang tepat bagi peserta. Hal ini selaras dengan peran FKTP sebagai gatekeeper khususnya care coordinator sebagai upaya peningkatan mutu layanan kesehatan.
Sementara itu, dokter pelaksana Klinik Palma Semarang, Kriswidiati menuturkan kiniknya menyesuaikan kebutuhan peserta JKN, baik layanan konsultasi dokter, kebutuhan informasi masalah kesehatan ataupun layanan informasi tentang kegiatan promotif dan preventif lainnya.
“Salah satu kegiatan promotif preventif kliniknya, yakni dengan adanya penyuluhan dari pasien terdaftar. Dengan materi yang berbeda di setiap penyuluhan diharapkan peserta dapat memahami pentingnya menjaga kesehatan,” tuturnya.
Sejalan dengan hal tersebut, salah satu peserta JKN, Herlini mengaku rutin mengunjungi FKTP tempat dirinya terdaftar. Dibantu oleh petugas klinik, dirinya mulai mengisi sejumlah pertanyaan dalam format skrining riwayat kesehatan sebelum dilakukannya konsultasi lebih lanjut dengan dokter.
“Memiliki riwayat tekanan darah tinggi yang masih naik turun dan hasil skrining riwayat kesehatan yang menunjukan saya berisiko sedang, dokter penanggung jawab merujuk saya untuk bergabung ke Klub Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis). Dokter menjelaskan hipertensi saya perlu dipantau sedini mungkin agar resiko penyakit kronis dapat diminimalisir potensinya,” tutupnya. (aln)