C
Kamis, November 28, 2024

Buy now

Program Bresih, Komitmen Telkom Lestarikan Lingkungan Berkelanjutan

JAKARTA – Permasalahan lingkungan masih menjadi krisis yang terjadi di Indonesia maupun di dunia. Salah satu penyebab terbesar adalah tingginya jumlah sampah yang dihasilkan aktivitas manusia. Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada tahun 2019, menyebut bahwa dari sekitar 64 juta ton timbunan sampah yang dihasilkan di Indonesia setiap tahunnya, 60% dari angka tersebut ditimbun ke TPA, 30% dibiarkan dan mencemari lingkungan, sementara hanya 10% yang didaur ulang.

Melihat kondisi tersebut, dengan mengacu pada prinsip ESG atau Environmental, Social, and Governance, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) turut berupaya menyelesaikan permasalahan tersebut dalam upaya melestarikan lingkungan yang berkelanjutan melalui program Bresih yang berlokasi di Desa Tuksongo, Magelang, Jawa Tengah. Bresih diambil dari Bahasa Sanskerta yang artinya bersih atau tidak sampah, sehingga diharapkan adanya program ini dapat mendukung lokasi Desa Tuksongo ini bersih dari sampah.

Program ini diinisiasi oleh Telkom Magelang yang berinisiatif menggerakkan masyarakat sekitar Candi Borobudur untuk mengelola sampah secara berkelanjutan. Sebagai salah satu bagian dari kepariwisataan Candi Borobudur, TPS Desa Tuksongo bekerja sama dengan TPSB Balkondes (Balai Ekonomi Desa) binaan Telkom di Borobudur melalui program Bresih setiap harinya mengumpulkan sampah sebanyak hampir 1 ton untuk dilakukan pengolahan sampah dengan menerapkan konsep ekonomi sirkular.

SGM Community Development Center Telkom, Hery Susanto menyampaikan upaya Telkom tersebut sejalan dengan prinsip ESG yang Telkom terapkan untuk melestarikan lingkungan yang berkelanjutan. “Telkom selalu berkomitmen untuk mendukung masyarakat dalam menciptakan lingkungan sehat yang berkelanjutan dengan menghadirkan beragam program lingkungan, termasuk program Bresih yang menerapkan konsep ekonomi sirkular ini”, ujar Hery.

Konsep ekonomi sirkular merupakan konsep di mana sebuah sumber daya materi akan dimanfaatkan nilai gunanya secara terus menerus dan energi yang digunakan akan lebih hemat serta terbarukan. Dalam hal ini sampah sebagai permasalahan utama, dimaksimalkan nilai gunanya dengan cara penggunaan kembali ataupun pengolahan ulang.

Melalui program tersebut, kini masyarakat desa Tuksongo aktif melakukan pemilahan sampah secara mandiri untuk kemudian diolah maupun diserahkan ke bank sampah. Seluruh proses pengembangan program ini saling berkaitan dengan harapan selain mengelola sampah sehingga ramah lingkungan, juga menguntungkan secara finansial serta bermanfaat untuk masyarakat sekitar.(aln)

Aning Karindra
Aning Karindrahttp://ketaketik.com
Aning Karindra (Alin) || Blogger || Jurnalis || www.ketaketik.com || ketaketikita@gmail.com || 08122776668 || Semarang, Jawa Tengah, Indonesia || Instagram : ketaketikcom || Twitter : ketaketik || Facebook : ketaketikcom || FanPage : ketaketikcom || Ketaketik.com dibangun sejak 2015. Portal ini merupakan bagian dari aktifitas blog jurnalis yang dikelola pribadi dan mengabarkan informasi yang layak Anda simak dan bagikan. || Konten Ketaketik.com dapat dipertanggungjawabkan, karena disajikan secara profesional melalui proses jurnalistik, dengan melihat, mendengar, dan menyampaikan pesan yang akurat. ||

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Stay Connected

0FansSuka
3,912PengikutMengikuti
4,541PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles