SEMARANG- Penjualan produk elektronik di Semarang pada tahun ini diperkirakan meningkat. Hal itu seiring dengan mulai berjalannya proyek pembangunan infrastruktur dari pemerintah maupun swasta.
Direktur Atlanta Electronics, Santoso Kurniadi mengatakan, sejak awal 2016 penjualan elektronik meningkat sekitar 20-30%. Kondisi tersebut didorong proyek pembangunan infrasutruktur yang sempat mandeg di tahun sebelumnya.
“Lonjakan permintaan mulai terasa sejak akhir tahun lalu. Dan saat ini penjualan tertinggi produk elektronik masih dikuasai Air Conditionir(AC) dan mesin cuci,” katanya, diseka Pengundian Hadiah, di Atlanta Elektronik Ngaliyan Semarang, Rabu (27/1).
Menurutnya, tingginya penjualan AC dan mesin cuci yang meningkat 30% ini cukup mengejutkan. Pasalnya, awal tahun identik dengan musim penghujan, dimana pendingin ruangan biasanya justru penjualannya kurang.
“Desember tahun lalu kami sampai kehabisan stok AC dan mesin cuci,” imbuhnya.
Kondisi yang tidak seperti biasa itu, menurut Santoso disebabkan karena perubahan iklim secara ekstrim. Tingkat turun hujan tidak seiintensif tahun-tahun sebelumnya. Selain cuaca, mulai ramainya proyek pembangunan hotel, apartemen, hingga mall di beberapa daerah juga turut mendorong meningkatnya penjualan elektronik, khususnya AC.
“Perekonomian Jokowi turunnya proyek dicairkan mulai Januari 2015, prediksinya penjualan elektronik tahun ini meningkat. Selama Desember permintaan AC mencapai puluhan ribu. Satu proyek saja bisa sampai 500 biji karena pembangunan hotel, apartemen luar biasa di Jogja, Solo, Semarang dan daerah lain,” imbuhnya.
Akibat percepatan proyek pembangunan infrastruktur, baik dari pemerintah maupun pihak swasta, kontribusi sektor corporate di Atlanta Electronics meningkat lebih dari 10%. Bahkan, permintaan AC tidak hanya berasal dari daerah di Jawa Tengah saja, melainkan juga provinsi lain.
“Kontribusi corporate yang sebelumnya hanya 3% di 2015, sekarang naik jadi 15%. Bahkan pesanan tidak hanya dari proyek Semarang saja melainkan sampai luar provinsi seperti Makasar dan Bali. Mereka mencari di Jateng karena mungkin harga lebih murah dibanding Jakarta,” tegasnya.(aln)