*Operasi Pasar Tahap Awal
JAGUNG- Perum Bulog Divre Jateng, mulai Senin (1/2), melakukan operasi pasar jagung seharga Rp3.600/kg, di Gudang Perum Bulog Randugarut Semarang. Foto : alin
SEMARANG- Melambungnya harga jagung sebagai komoditas pakan ternak disikapi Perum Bulog Divre Jateng melalui Operasi Pasar (OP) yang berlangsung mulai Senin (1/2) di Gudang Bulog Randugarut Semarang. Pada tahap awal, Bulog menggelontor 200 ton jagung yang ditujukan bagi para UKM peternak dan pengolah pakan ternak.
Wakil Kepala Perum Bulog Divre Jateng, Sopran Kenedi mengatakan, OP jagung ini merupakan instruksi dari pusat yang dilakukan secara serentak di beberapa daerah di Indonesia. Dalam operasi pasar tersebut, jagung dijual seharga Rp3.600/kg.
“Operasi pasar ini dimaksudkan untuk stabilisasi harga jagung yang harganya saat ini sudah lebih dari Rp6.000/kg, dan sangat memberatkan para peternak ayam,” katanya, disela OP Jagung, di Gudang Perum Bulog Randugarut Semarang, Senin (1/2).
Menurutnya, kenaikan harga daging ayam dan telur ayam yang berlangsung sejak Desember lalu terjadi karena kenaikan harga jagung yang mencapai hampir 100% dari kondisi normal. Kenaikan harga jagung sebagai komoditas pakan ternak ini terjadi karena minimnya pasokan.
“Panen jagung baru akan berlangsung pada Maret dan April. Diharapkan melalui OP ini bisa turunkan harga jagung sampai masa panen berlangsung. Dengan begitu, secara tidak langsung ikut menurunkan harga daging ayam dan telur di pasaran,” ungkapnya.
Jika masalah harga jagung tidak segera ditangani, lanjutnya, dikhawatirkan saat memasuki Ramadhan dan Idul fitri mendatang, harga ayam dan telur ayam bisa melambung lebih parah lagi.
“OP ini baru tahap permulaan. Nanti beberapa hari ke depan akan masuk tahap kedua. Kita sasarannya UKM peternak, dan pabrik pakan. Karena peternak kecil belum tentu bisa olah pakan ternak,” jelasnya.
Dijelaskan, jagung OP diperoleh Bulog dari para importir yang barangnya tertahan di beberapa pelabuhan, lantaran tidak mengantongi ijin dari Kementrian Perdagangan. Untuk itu, pada tahap awal ini Bulog masih bekerjasama dengan importir untuk pengadaan jagung.
“Ke depan ini Bulog akan impor sendiri, karena pada tahun ini diberi kelonggaran impor 30% dari total kebutuhan jagung nasional, yakni sebanyak 200.000 ton/bulan atau 2,4 juta ton setahun,” jelasnya.
Ditambahkan, dengan jumlah pasokan jagung yang terbatas, Bulog bekerjasama dengan asosiasi peternak ayam atau UKM ayam serta pabrik pakan untuk mekanisme penyalurannya agar tepat sasaran. Nantinya, peternak atau UKM dan pabrik pakan mengajukan permintaan jagung ke Bulog, dengan mencantumkan NPWP, serta surat pernyataan bahwa jagung OP tidak akan dijual untuk pihak lain, tapi dibuat untuk sendiri.
“Pada tahap awal ini yang sudah mengajukan ada 26 peternak yang tersebar di seluruh Jateng. Ke depan bisa lebih banyak lagi, dan terus dipantau agar tepat sasaran,” imbuhnya.
Ketua Pinsar Petelur Nasional Kabupaten Kendal, Suwardi menuturkan, kenaikan harga jagung selama ini sangat memberatkan para peternak ayam. Jika sebelumnya harga jagung di kisaran Rp2.900-Rp3.500/kg, dalam dua bulan terakhir sudah mencapai Rp6.900/kg.
“Kalau jagung saja harganya segitu, lalu kami harus jual telur seberapa? Padahal sekarang dengan harga telur Rp19.700/kg saja sudah sangat berat buat kami,” tuturnya.
Penasihat Pinsar Petelur Nasional Jateng, Robby menegaskan, kebutuhan jagung di Jateng untuk peternakan diprediksi mencapai 2.900 ton/hari. Adapun daerah yang paling banyak membutuhkan jagung dengan populasi peternakan ayam terbesar ada di Kendal, Salatiga, Ungaran, Solo, Purwokerto, Temanggung, dan Boyolali.(aln)