*Tingkatkan Kualitas dan Efisiensi
SEMARANG- Para pelaku industri jamu harus terus melakukan inovasi produk-produknya agar dapat diterima pasar domestik maupun mancanegara. Namun begitu, kualitas produk juga tetap harus dipertahankan agar mampu bersaing di pasaran.
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo mengatakan, industri jamu sangat potensial untuk terus berkembang. Oleh karenanya, harus terus melakukan inovasi dengan menampilkan produk-produk baru yang berbeda, serta meningkatkan kualitasnya.
“Para pelaku industri jamu bisa menjalin kemitraan dengan berbagai pihak untuk menghasilkan produk jamu yang beraneka ragam. Dengan begitu, usahanya bisa lebih berkembang,” katanya, disela Musyawarah Daerah (Musda) Gabungan Pengusaha (GP) Jamu Jateng, di Hotel Grasia Semarang.
Menurut Ganjar, selama ini kualitas masih menjadi permasalahan industri jamu di Jateng. Banyak pelaku usaha jamu, utamanya sektor usaha kecil yang masih belum bisa meningkatkan standar kualitasnya.
“Untuk itu, pelatihan dan pendampingan harus diberikan. Mereka bisa melibatkan perusahaan jamu sektor menengah dan perusahaan besar,” ungkapnya.
Ketua GP Jamu Jateng, Nyoto Wardoyo menuturkan, inovasi produk jamu sangat penting dilakukan. Pasalnya, sebagian besar masyarakat saat ini sudah tidak lagi mau meminum jamu yang pahit.
“Jadi, sangat perlu dikembangkan dengan beraneka ragam produk. Misalnya, ice cream jamu, yoghurt jamu, jus jamu atau berbagai macam minuman es yang dicampur jamu. Bahkan, adapula jus temulawak yang dipercaya bagus untuk kesehatan,” ujarnya.
Pengusaha jamu, lanjutnya, dituntut lebih kreatif lagi menghasilkan produk jamu. Mereka bisa bekerja sama dengan perguruan tinggi dalam memproduksi jamu yang lebih inovatif.
“Ke depan, produk jamu diharapkan bisa masuk dalam daftar obat Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Kalau pasien sakit ringan seperti flu, masuk angin, kolesterol maka bisa diresepkan dengan produk jamu herbal,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Irwan Hidayat, Direktur Industri Jamu dan Farmasi PT Sido Muncul Tbk mengatakan, potensi pasar industri jamu di Indonesia masih sangat besar. Apalagi, Indonesia memiliki sumber bahan baku yang cukup banyak yang masih bisa dikembangkan.
“Indonesia ini sumber bahan baku jamu. Ada setidaknya 3.000 jenis tanaman obat, dimana baru sekitar 500 saja yang digunakan untuk bahan produk jamu,” terangnya.
Tak hanya itu, tantangan industri jamu juga terkait dengan proses dan sistem yang kurang efisien. Di Indonesia, kebanyakan pabrik jamu tidak efisien dalam mengolah produknya, dimana masih banyak yang mencampurkan proses produksi bahan baku dengan formulanya.
“Kalau ingin sukses, industri jamu harus bisa memisahkan antara pabrik bahan baku jamu dengan formulanya, sehingga semua bisa diproses bersama untuk efisiensi produksi,” tegasnya.(aln)