*Mengenai Implementasi Proyek Green Chiller Berbasis Refrigerant Hydrocarbon
JAKARTA – Konservasi dan efisiensi energi dalam dunia industri bukanlah hal baru karena sudah masuk ke dalam peraturan pemerintah, sehingga semua perusahaan diharapkan bisa menerapkan program tersebut agar bisa meningkatkan ketahanan energi nasional dan pengurangan emisi gas rumah kaca melalui penerapan teknologi yang efisien dan ramah lingkungan.
Dalam rangka mendukung upaya pemerintah menekan emisi gas buang, PT Phapros, Tbk sebagai salah satu perusahaan farmasi nasional sekaligus anak perusahaan BUMN PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) berkomitmen untuk terus menerapkan program konservasi dan efisiensi energi agar lingkungan menjadi lebih baik.
Salah satu upaya yang dilakukan Phapros untuk mendukung program pemerintah tersebut adalah dengan pemasangan Green Chiller pada fasilitas gedung produksi di pabrik Semarang. Green Chiller merupakan sistem pendingin berbasis hidrokarbon yang ramah lingkungan.
“Penggunaan hidrokarbon pada sistem pendingin tak hanya ramah lingkungan tapi juga bisa menurunkan pemakaian listrik, sehingga kami bisa menghemat energi sampai 20%,” jelas Direktur Utama PT Phapros, Tbk, Barokah Sri Utami di sela – sela penanda tanganan kerjasama implementasi proyek Green Chiller pada fasilitas gedung produksi PT Phapros, Tbk di Jakarta, bersama Kementerian ESDM RI.
“Kami juga menggandeng Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Deutsche Gesellschaft fuer Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH untuk penerapan Green Chiller ini. Nantinya, akan ada pelatihan dan audit energi di lingkungan pabrik Phapros untuk memastikan program ini bisa berjalan dengan baik, dan keselamatan tetap terjaga” tambahnya.
Direktur Konservasi Energi, Farida Zed juga menjelaskan bahwa implementasi Chiller berbasis refrigerant hidrokarbon dapat mengurangi impor refrigerant sintesis. Selain mengurangi impor, refrigerant hidrokarbon juga ramah lingkungan dan penggunaannya dapat mengurangi konsumsi energi pada sistem pendingin. “Melibatkan peran serta sektor swasta, khususnya industri untuk menggunakan chiller dengan refrigerant hidrokarbon diharapkan dapat mengurangi konsumsi energi,” jelas Farida.
Tak hanya dengan pemasangan Green Chiller, Phapros juga melakukan berbagai upaya lain terkait penerapan konservasi dan efisiensi energi, seperti Perbaikan Volume Ruang produksi disesuaikan terhadap pemakaian energi dengan cara penurunan tinggi plafon, Melakukan Reduce, Reuse, Recycle untuk energi dan sumber daya alam, serta Pemasangan peralatan penhemat energi.
Dari semua upaya konservasi dan efisiensi energi yang dilakukan Phapros tersebut, Phapros berhasil menghemat biaya sebesar Rp 1,3 miliar/tahun dan menyabet 1st runner up dalam ASEAN Best Practice Awards untuk kategori Manajemen Energi pada Gedung dan Industri untuk Industri Kecil dan Menengah.(aln)