SEMARANG- Dampak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) sejauh ini masih belum dirasakan oleh kalangan pengusaha angkutan. Organisasi Angkutan Darat (Organda) Jawa Tengah bahkan menyatakan, sejauh ini pengusaha tidak mengeluhkan kenaikan harga tersebut.
Wakil Ketua Bidang Organisasi Organda Jawa Tengah, Dedi Sudiardi mengatakan, hingga kini pihaknya belum berencana melakukan penyesuaian tarif untuk angkutan umum. Adapun untuk tarif ekonomi yang menentukan pemerintah.
“Untuk tarif kelas lain kami juga belum memutuskan adanya penyesuaian,” katanya.
Menurutnya, sejauh ini para pengusaha angkutan masih menerima adanya keputusan kenaikan BBM. Apalagi, sebagian besar angkutan masih menggunakan premium dan solar yang harganya masih relatif stabil.
“Pengusaha angkutan umum masih dapat menerima kenaikan harga, karena sejauh ini belum memengaruhi biaya operasional,” ungkapnya.
Seperti diketahui, mulai Kamis (5/1), PT Pertamina (Persero) melakukan penyesuaian harga beberapa jenis BBM. Diantaranya untuk Pertalite naik dari Rp7.050/liter menjadi Rp7.350/liter, Pertamax dari Rp7.750/liter menjadi Rp8.050/liter.
Selanjutnya untuk Pertamax Turbo naik dari Rp8.800/liter menjadi Rp9.100/liter, Pertamina Dex dari Rp8.200/liter menjadi Rp 8.500/liter, dan Dexlite dari Rp6.900/liter menjadi Rp7.200/liter.
Sementara itu, untuk harga solar dan premium sejauh ini masih sama yaitu Rp5.150/liter untuk solar dan Rp6.550/liter untuk premium.(aln)