SEMARANG- Isu dugaan gambar Palu-Arit di pecahan uang kertas rupiah, belakangan sempat menjadi pembicaraan di sosial media. Menanggapi hal tersebut, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah menegaskan jika isu tersebut tidaklah benar.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jateng, Rahmat Dwisaputra mengatakan, gambar tersebut merupakan sistem keamanan yang disematkan pada uang kertas. Jadi, sama sekali tidak ada maksud apapun dari BI terkait gambar yang diduga Palu-Arit tersebut.
“Sebenarnya itu adalah Rectoverso yang berbentuk lambang Bank Indonesia. Memang akan berbeda jika dilihat dari depan atau belakang. Namun, akan menjadi lambang utuh jika diterawang,” katanya, disela Sosialisasi Uang Rupiah Tahun Emisi 2016, di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah.
Bank Indonesia menyayangkan orang-orang yang menyebarkan isu yang tidak bertanggungjawab. Apalagi, dalam melakukan penerbitan uang baru, pastinya sudah melalui prosedur yang sesuai.
“Terkait isu tersebut, kami pun kini menggandeng TNI-Polri, Ulama, termasuk juga media massa untuk meluruskan isu yang beredar sekaligus sosialisasi uang rupiah baru,” ujarnya.
Menurutnya, Bank Indonesia sengaja memilih TNI, Polri dan Ulama dalam melakukan sosialisasi agar lebih sampai kepada masyarakat. Ketiga unsur tersebut adalah tokoh yang dekat dalam masyarakat, sehingga bisa dipercaya sebagai penyambung sosialisasi yang dilakukan Bank Indonesia.
“TNI dan Polri adalah benteng terdepan dalam menanggulangi isu hoax yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Sedangkan Ulama adalah tokoh yang dipandang oleh masyarakat. Kami juga berencana menemui Majelis Ulama Indonesia (MUI),” ungkapnya.
Rahmat menyebutkan, isu yang kini menjadi topik di masyarakat adalah tujuh warna uang rupiah kertas baru mirip dengan mata uang Yuan dan gambar logo Bank Indonesia yang diidentikkan dengan logo Palu-Arit. Selain itu, isu yang muncul di masyarakat adalah pembuatan uang kertas dilakukan bukan di Perum Peruri namun dilakukan di Kudus.
“Isu-isu tersebut tentunya tidak benar. Kami sudah melakukan prosedur yang sesuai. Bank Indonesia juga sudah memberikan fitur keamanan yang lebih kuat agar bisa menghilangkan pemalsuan,” pungkasnya.(aln)