COWAS JAWA POS- Sejumlah pensiunan dan janda pensiunan Jawa Pos yang tergabung dalam ‘Konco Lawas Jawa Pos’ (Cowas Jawa Pos), Selasa-Jumat (3-6/10), melakukan wisata yang pertama kalinya ke wilayah Jateng-DIY. Mereka akan mengunjungi sejumlah destinasi wisata unggulan, seperti Lawang Sewu Semarang. FOTO : ANING KARINDRA
RONA bahagia terpancar jelas dari wajah ibu Sri Wahyuni (54), setibanya mendarat di Bandara Ahmad Yani Semarang, Selasa siang. Bersama rombongan, istri dari Almarhum Misran, mantan karyawan Jawa Pos di era tahun 1991-1999 itu masih tak percaya bisa menikmati liburan gratis dengan fasilitas yang cukup mewah untuk janda pensiunan Jawa Pos.
“Perasaan masih seperti mimpi. Ada kesempatan dan perhatian semacam ini bagi kami yang merupakan bagian dari keluarga besar Jawa Pos,” katanya, saat ditemui di Bandara Ahmad Yani Semarang.
Yaaa…, kehadiran ibu tiga anak yang berdomisili di Surabaya ini tak sendirian. Dia datang bersama 3 pensiunan dan 7 janda pensiunan Jawa Pos yang tergabung dalam ‘Konco Lawas’ (Cowas) Jawa Pos.
“Ini merupakan kegiatan wisata pertama kali yang digelar Cowas Jawa Pos sejak perkumpulan ini mulai dibentuk pada tahun 2015 lalu,” ujar Sri, yang juga pensiunan Jawa Pos bagian penjilidan, dengan masa kerja 1999-2012, atau sejak sepeninggal suaminya.
Sri berkisah, suaminya merupakan salah satu karyawan Jawa Pos di Surabaya, yang meninggal karena kecelakaan kerja di tahun 1999. Saat meninggal, suaminya dalam rangka perjalanan dinas menuju ke Nganjuk, Jawa Timur.
“Saat itu suami saya termasuk ikut babat alas Jawa Pos, dan saat meninggal, anak masih kecil-kecil,” ujarnya.
Hal senada diungkapkan Suciato, istri dari Almarhum Eko Prayogo, karyawan Jawa Pos di Surabaya. Ia pun tak menyangka bisa melakukan perjalanan wisata yang menyenangkan bersama rekan senasibnya.
“Ini ajang silaturahmi yang menyenangkan. Ada perhatian buat kami para janda Jawa Pos,” ujarnya.
Ketua Rombongan sekaligus Penggagas Cowas Jawa Pos, Slamet Urip mengaku, keberadaan Cowas Jawa Pos ini untuk menyatukan ‘balung pisah’, sekaligus mempererat silaturahmi diantara keluarga besar Jawa Pos, khususnya pensiunan dan janda pensiunan. Saat ini, Cowas beranggotakan sekitar 200 orang, yang tersebar di sejumlah daerah, mayoritas di Surabaya.
“Dulu awalnya tergugah banyak pensiunan Jawa Pos yang nasibnya merana, sehingga kami membuat perkumpulan ini. Adapun agenda rutinnya silaturahmi, kalau ada yang sakit kita sambangi, urunan untuk menyumbang, dan lain-lain,” terangnya.
Seiring bertambahnya keanggotaan, mulai tahun ini ada program liburan gratis, yang diinisiatori oleh pensiunan dari grup Jawa Pos yang terbilang sukses. Namun, program ini lebih diprioritaskan bagi para janda pensiunan Jawa Pos terlebih dahulu, atas jasa-jasanya ‘babat alas’ perusahaan kala itu.
“Ini murni difasilitasi segala dana dan keperluannya oleh Pak Aqua Dipayana, mantan wartawan Suara Indonesia (sekarang Radar Surabaya, Grup Jawa Pos) yang telah sukses menjadi motivator dan penulis buku berkelas internasional,” ungkapnya.
Wisata selama 4 hari ini akan menempuh rute Surabaya – Semarang – Solo – Jogjakarta – Surabaya. Dari Surabaya, rombongan juga dijamu okeh Pangdam Brawijaya dan Jamprindo. Selanjutnya di Semarang, rombongan disambit hangat oleh Pangdam IV/Diponegoro, Pejabat Kanwil BRI Semarang, serta pejabat PLN.
Adapun yang ikut serta dalam rombongan Wiwik Julianti (Ny Masduki), Sri Wahyuni (Ny Misran), Suciati (Ny Eko Prayogo), Surti Hastanti (Ny Elman), Diyah Kusumawati SE (Ny Kholili Indro), Yuliana Nanik Pujiati (Ny Bambang Petruk), Sumi Hartutik (Ny Rais), Suryatmi, H Moch Ridwan (tim penggerak Cowas), dan Slamet Oerip Prihadi.
Dalam kesempatan tersebut, Aqua Dipayana mengaku, motivasi mengajak janda pensiunan Jawa Pos ini jalan-jalan karena suami mereka telah berjasa terhadap Jawa Pos. Apalagi, dia pun sempat menjadi wartawan Grup Jawa Pos.
“Mereka ini kan teman saya juga, sehingga pas saya ada rejeki, saya ingin berbagi,” kata Aqua, yang sudah 12 tahun menggeluti profesi baru sebagi motivator dan penulis buku.
Aqua (47), pria kelahiran Sumatera Barat yang kini berdomisili di Bogor ini menuturkan, memulai karir sebagai wartawan di Suara Indonesia (Grup Jawa Pos), saat masih duduk di bangku kuliah S1 di Ilmu Komunikasi Universitas Brawijaya Malang, sejak 1988-1994. Melihat banyaknya orang yang butuh motivasi dalam kehidupannya, maka lulusan pasca sarjana dan doktor Ilmu Komunikasi dari Universitas Padjajaran Bandung ini pun kemudian tergerak beralih profesi menjadi motivator.(Aning Karindra)