SEMARANG – Mengusung tema kesehatan dan persahabatan antara seluruh civitas akademika dan masyarakat, keluarga besar SD Marsudirini Semarang, Sabtu (11/2/2023), menggelar Family Gathering. Kegiatan dihadiri sekitar 400-an murid kelas 1 sampai kelas 6, serta orang tua yang membaur penuh persahabatan.
Dimulai pukul 07.00 WIB, di halaman sekolah yang berlokasi di Jalan Pemuda 157, semua murid dan orang tua melakukan jalan sehat melewati Jalan Pemuda, Jalan Imam Bonjol, Jalan Piere Tendean, kembali ke Jalan Pemuda.
“Tema family gathering kali ini memang kesehatan, artinya kita kembali bersemangat menerapkan gaya hidup sehat, terutama setelah masa pandemi, sekaligus memupuk semangat kebersamaan antar semua murid dan sesama orang tua,” kata Anne, Ketua Panitia Family Gathering SD Marsudirini, sekaligus perwakilan orang tua murid, didampingi penanggung jawab kegiatan, Ely.
Menurut Anne, seluruh peserta, baik murid maupun orang tua juga dilibatkan dalam berbagai game dan lomba edukatif. Orang tua kompak bersama anaknya dalam mengikuti lomba beregu memasak. Sejumlah stand kuliner dari pihak swasta juga turut menyemarakkan family gathering tersebut.
Pendidikan Karakter
Kepala SD Marsudirini, Suster Agnesita Pujiati OSF menambahkan, acara family gathering tak lepas dari program pendidikan karakter bagi anak didik, yang diterapkan oleh pihak sekolah.
Pendidikan karakter dimaksud adalah memperkuat keimanan dan daya juang anak. Karena ada kondisi khusus selama dua sampai tiga tahun terakhir pada masa pandemi, dimana semangat mental dan daya juang anak cenderung lembek.
“Ini merupakan geliat setelah pandemi, dimana sebelumnya dampak pendidikan karakter yang selama ini sudah terbentuk menjadi luntur akibat pandemi. Untuk pemulihan dibutuhkan kerja keras dan perlu kerjasama yang baik antara sekolah dan sesama orang tua untuk mendampingi anak-anak,” tutur Suster Agnesita.
Melalui family gathering ini, lanjutnya diharapkan bisa memupuk kembali mental daya juang dan kebersamaan murid, guru dan orang tua untuk bersatu padu, kompak dalam mengejar cita-cita bersama.
“Ketika antar orang tua dan murid ada keakraban, maka kerjasama bisa terjalin dengan baik, semua unsur di sekolah bisa terintegrasi dengan baik. Jadi apa yang diajarkan dari sisi intelektual, apa yang dirasakan, apa yang dipikirkan dan apa yang dilakukan ada keserasian. Jadi apa yang diajarkan sekolah, supaya orang tua juga mendukung, sehingga tujuan pembelajaran anak, yaitu anak semakin cerdas, berbudi pekerti luhur bisa tercapai,” papar Suster Agnesita Pujiati, didampingi wakilnya, Bernadeth Dwi Darwiyanti, di sela-sela acara.
Suster Agnesita pun tak memungkiri, pembelajaran online selama masa pandemi memiliki ekses atau dampak yang kurang menguntungkan. Pendidikan karakter yang selama ini sudah terbentuk, dalam dua tiga tahun terakhir luntur.
“Perlu kerjasama yang baik antara sekolah dan sesama orang tua untuk mendampingi anak-anak,” tutur Suster Agnesita.
Kerja keras memulihkan karakter anak yang memiliki daya juang menuntut ilmu yang tinggi, sudah saatnya dimulai lagi. Belum lagi nilai keimanan yang mulai luntur.
“Kalau keimanan tidak kuat, maka ke depan kalau ada tantangan yang tidak positif, mereka tidak kuat. Bisa putus asa,” imbuhnya.
Sementara, upaya lain untuk mendidik anak dalam pendidikan karakter selain family gathering ini juga ada outbound, outing class dan guru-guru diberi pelatihan pelatihan supaya semakin mampu mendampingi anak didik.(aln)