SEMARANG – Dalam pengembangan ekonomi di daerah, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peranan penting. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng), sesuai dengan salah satu visi memperkuat kapasitas ekonomi rakyat dan membuka lapangan kerja untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran, sampai saat ini terus berupaya mendorong pencapaian visi tersebut, salah satunya melalui pengembangan UMKM.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah, Rahmat Dwisaputra mengatakan, sejalan dengan visi dan misi Pemerintah Daerah, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah (KPwBI Prov Jateng), selaku stakeholders Pemerintah Daerah, terus berupaya mendukung pencapaian misi Bank Indonesia yang salah satunya adalah turut mengembangkan UMKM, serta ekonomi dan keuangan syariah di tingkat nasional hingga di tingkat daerah. Potensi UMKM memang layak untuk dioptimalkan, mengingat selama ini UMKM memiliki peran sangat besar terhadap perekonomian.
“Peran UMKM ditunjukkan oleh jumlahnya yang mencapai 99% dari keseluruhan unit usaha, kontribusinya terhadap PDB mencapai 60,5%, serta kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja hingga 96,9% secara nasional,” katanya.
Ditambahkan, sebagai aksi nyata dalam mengoptimalkan potensi UMKM, khususnya menaikkelaskan UMKM, KPwBI Jateng telah melaksanakan berbagai program pengembangan UMKM melalui 3 pilar yaitu korporatisasi, kapasitas, dan pembiayaan. Program pengembangan dilaksanakan secara end to end (hulu-hilir) dengan ruang lingkup pengembangan Klaster Ketahanan Pangan, Ekonomi Kreatif dan Digitalisasi UMKM, Investasi dan Pariwisata, Capacity Building UMKM, Ekonomi Syariah, serta pemberian Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) khususnya Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat untuk mendukung UMKM dan kelompok usaha agar berdikari dan berkembang.
“Salah satu kegiatan untuk mendorong UMKM naik kelas di sisi hilir yang dilaksanakan oleh KPwBI Provinsi Jateng adalah perluasan pemasaran melalui pelaksanaan Pameran UMKM Gayeng secara tahunan sejak 2019,” imbuhnya.
Dijelaskan, penyelenggaraan tahun kelima pada April 2023 mengangkat tema Go GRANDE atau Go GReen, sustAiNable, Digital and Export. Pilihan kata GRANDE menggambarkan harapan Bank Indonesia dan Pemerintah Daerah agar UMKM menjadi Besar.
“Pada perhelatan UMKM Gayeng ke-5 ini, perluasan pasar UMKM Jateng bukan hanya di pasar nasional, namun hingga ke mancanegara yaitu Singapura dan Belgia. Tujuan utama pelaksanaan pameran di kedua negara tersebut adalah memperkenalkan produk-produk UMKM Jateng yang berkelas ekspor yang telah diseleksi melalui proses kurasi yang ketat,” jelasnya.
Menurutnya, dari sebanyak 312 UMKM mitra dan binaan KPwBI Provinsi Jateng, terdapat 75 UMKM yang memiliki potensi ekspor, yang menghasilkan berbagai produk mulai dari kain dan fashion, kerajinan maupun makanan dan minuman.
Produk-produk kerajinan (craft) seperti mainan kayu, produk kerajinan kerang, woodenware, serta produk keramik menjadi favorit potensial buyer di luar negeri.
“Bahkan 2 UMKM Jateng telah berhasil menjadi pemasok tetap produk ceramic homedeco dengan wooden kitchenware di Bugis Junction Singapura. Di Belgia sendiri, pelaksanaan pameran akan dilaksanakan selama 3 bulan hingga bulan Juni 2023,” ungkapnya.
Racmat menuturkan, tentunya bukan hanya sekedar hasil penjualan pameran Gayeng yang cukup menggembirakan, yaitu Rp9,85 miliar hingga April 2023, namun juga keberhasilan menghubungkan UMKM Jateng dengan potential buyer yang nantinya diharapkan mampu mendorong UMKM memiliki pangsa ekspor yang semakin meningkat. Pencapaian tersebut tidak terlepas dari keberhasilan pameran UMKM Gayeng 2023 dalam menggandeng beberapa aggregator dan 16 potensial buyers dari manca negara.
“Dari kacamata makroekonomi, kemampuan UMKM untuk meningkatkan penjualan produk ke luar negeri (ekspor) tersebut merupakan salah satu bentuk dukungan dalam mengatasi Current Account Deficit (CAD). Selanjutnya, CAD yang semakin membaik akan berdampak positif terhadap stabilitas nilai tukar Rupiah,” tukasnya.
Oleh karena itu, lanjutnya, UMKM diharapkan dapat lebih berdaya saing dan berkembang menjadi UMKM yang naik kelas go global.
Ke depan, pelaksanaan UMKM Gayeng dengan tema Go GRANDE akan terus dilaksanakan. Tema Go GRANDE menjadi key activity dalam pengembangan UMKM yang green, sustainable, digital dan ekspor.
UMKM green yang artinya ramah lingkungan, dimaksudkan untuk mendorong UMKM menggunakan bahan dasar, proses serta hasil yang tidak merusak lingkungan.
Kemudian UMKM sustainable artinya mampu memperhatikan beberapa aspek penting seperti sosial, performa hingga dampak finansial yaitu bagaimana usaha UMKM mampu bermanfaat untuk lingkungan sekitar dan memanfaatkan sumber daya sekitar.
UMKM digital, yaitu upaya untuk mendorong UMKM menjadi UMKM yang melek perkembangan digital mulai seperti promosi digital, pemasaran digital hingga pembayaran digital.
Terakhir, UMKM ekspor, yaitu upaya kolaborasi Bank Indonesia bersama dengan Pemerintah Provinsi Jateng untuk mengakselerasi UMKM menuju UMKM ekspor yang berkesinambungan dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.(aln)