*Tekan Laju Inflasi Jateng
SEMARANG- Bank Indonesia berupaya menekan laju inflasi di Jawa Tengah lewat program Kampung Cabai Inovatif. Pencanangan program dilaksanakan di Kelurahan Kembangarum, Semarang Barat.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Tengah, Iskandar Simorangkir mengatakan, selama ini produksi cabai di Jawa Tengah memberikan kontribusi 14% terhadap nasional. Namun, komoditas cabai juga masih menjadi sepuluh besar penyumbang utama inflasi di Jawa Tengah, yakni 0,52%.
“Untuk itu, Bank Indonesia selaku anggota Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jawa Tengah bekerjasama dengan Badan Musyawarah Perbankan Daerah (BMPD) Jawa Tengah, serta Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Provinsi Jawa Tengah, mencanangkan program ‘Kampung Cabai Inovatif’,” katanya.
Menurutnya, program ini bertujuan untuk mendukung upaya pengendalian inflasi, melalui peningkatan ketersediaan pasokan dan mengurangi permintaan terhadap cabai segar di pasar. Selain itu juga untuk pemberdayaan perempuan serta peningkatan pendapatan keluarga melalui pengolahan cabai.
“Kenaikan harga cabai rata-naik lebih dari 25%, sehingga harus ada gerakan menanam cabai. Melalui proigram ini diharapkan dapat mengurangi permintaan di pasar,” ungkapnya.
Dengan menanam sendiri di rumah, lanjutnya, ibu-ibu dapat mengkonsumsi tanpa perlu beli, sehingga menekan permintaan. Selain itu, suplay komoditi ini bisa meningkat karena tinginya jumlah produksi di masyarakat.
Terkait dipilihnya komoditas cabai, Iskandar mengaku, ini karena tingginya permintaan cabai akibat kebiasaan masyarakat mengkonsumsi cabai segar. Selain itu, komoditas ini relatif mudah ditanam dimana saja, bahkan dengan ruang tanam yang sempit bisa menggunakan polybag dan tidak membutuhkan penanganan tertentu.
“Masa panen juga cepat, hanya sekitar tiga bulan untuk panen pertama sehingga sangat sesuai untuk dibudidayakan oleh rumah tangga,” ujarnya.
Dijelaskan, pelaksanaan program mencakup lima tahap, meliputi edukasi dan sosialisasi kepada tim penggerak PKK di 35 Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah. Selain bertujuan untuk mensosialisasikan program ‘Kampung Cabai Inovatif’, tahap ini juga bertujuan untuk mengedukasi rumah tangga agar bertransformasi dari sekedar menjadi konsumen cabai segar menjadi produsen cabai segar dan cabai olahan.
Kemudian tahap pencanangan yang dibarengi dengan lomba masak ‘Kreasi Sambal Inovatif’ untuk mencari potensi wirausaha rumah tangga. Selanjutnya tahap penyerahan bantuan bibit tanaman cabai sebanyak 23.600 polybag kepada 5900 Kepala Keluarga (KK) di 35 Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah.
Kemudian tahap pendampingan kewirausahaan kepada enam pemenang lomba masak sebagai upaya untuk menumbuhkan rumah tangga produktif. Serta terakhir tahap monitoring dan evaluasi.
“Ke depan, melalui 5.900 KK penerima bantuan bibit tanaman cabai, diharapkan dapat tercipta swasembada cabai bagi rumah tangga tersebut, sehingga selain menciptakan peluang menghemat pengeluaran, swasembada tersebut juga mengurangi demand cabai di pasar,” terangnya.
Iskandar menambahkan, program yang akan dilaksanakan secara berkesinambungan ini diharapkan dapat menginspirasi rumah tangga-rumah tangga lain untuk turut bergerak dan menciptakan Kampung-kampung Cabai Inovatif di daerah lain.
Sementara, sebagai salah satu rangkaian program Kampung Cabai Inovatif diselenggarakan lomba kreasi sambal inovatif diikuti oleh perwakilan PKK dari 35 Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah memperebutkan uang tunai dan piala bergilir. Juri penilai adalah chef nasional Sisca Seowitomo, pengelola Bandeng Juwana Grup, Yuni, serta chef Kokita, Dwi.(aln)