SEMARANG- DPD Real Estate Indonesia (REI) Jateng menilai, pada tahun 2016 ini penjualan rumah tergolong lesu dibandingkan tahun 2015 lalu. Hal tersebut terlihat dari hasil transaksi selama REI Ekspo berlangsung di Kota Semarang sepanjang tahun.
Wakil Ketua DPD REI Jateng Bidang Humas, Promosi dan Publikasi, Dibya K. Hidayat mengatakan, selama 9 kali pameran berlangsung antara Januari-November, hanya tercatat transaksi sebanyak 461 unit. Padahal, jika melihat transaksi penjualan REI Ekspo selama setahun di tahun 2015 berhasil mencatat penjualan 651 unit.
“Ini masuh ada satu kali pameran lagi, tapi kami pesimis untuk bisa melampaui realisasi penjualan tahun lalu,” katanya, disela Pembukaan REI Ekspo 10/2016, yang digelar di Atrium Mall Ciputra Semarang, mulai 8-19 Desember 2016.
Menurutnya, dalam pameran terakhir di tahun 2016 ini, REI mentargetkan transaksi penjualan hingga 90 unit. Adapun pameran diikuti oleh 18 pengembang dan 1 stakeholder.
“Bisa mencapai penjualan 90 unit saja sudah sangat bagus, karena tren akhir tahun biasanya penjualan akan meningkat dibandingkan bulan-bulan sebelumnya,” ungkapnya.
Dijelaskan, penurunan penjualan rumah terjadi lantaran banyak kendala di tahun ini. Salah satunya pada rumah komersial terhambat soal KPR dari perbankan.
“Mulai tahun 2015 lalu kan ada pemberlakuan LTV, sampai adanyaa relaksasi LTV baru di bulan Agustus 2016. Itu salah satu faktor yang kami rasakan sangat mengerem penjualan rumah,” jelasnya.
Terkait kondisi tersebut, REI berharap penjualan rumah akan semakin bergairah di tahun 2017 mendatang. Apalagi didukung suhu politik yang makin damai, sehingga mendongkrak ekonomi.
“Harapannya pada tahun 2017 ada kebangkitan bagi industri properti,” tandasnya.(aln)