*Mendukung Ketegasan Gubernur
SEMARANG- Sekitar 1.000 masyarakat dari wilayah ring satu Pabrik Semen Indonesia di Kabupaten Rembang, Selasa pagi, menggelar aksi damai di halaman Gubernur Jateng, Jalan Pahlawan Semarang. Mereka membawa puluhan poster yang diantaranya berbunyi ‘Guyub Rukun Bersama Semen Indonesia’, ‘Semen Indonesia Milik Kita Bersama’, ‘Kami Butuh Pekerjaan’, ‘Saiki Wayahe Urip Modern’, ‘Kami Tidak Merasa Terancam Oleh Adanya Pabrik Semen’, dan lain-lain.
Aksi damai diwarnai pentas jatilan, yang menyerukan yel yel ‘Semen Indonesia harus terus dilanjutkan’. Selain itu diselingi aksi teatrikal yang menggambarkan kemiskinan masyarakat Rembang sebelum adanya Pabrik Semen Indonesia, dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat Rembang dengan keberadaan Pabrik Semen Indonesia di wilayahnya.
Perwakilan Tokoh Masyarakat Rembang sekaligus Koordinator Aksi, Joko, dalam kesempatan tersebut mengatakan, masyarakat Rembang beranggapan kedatangan Semen Indonesia tidaklah merusak alam. Bahkan, keberadaan pabrik semen telah menjadi magnet bagi masyarakat sekitar yang sebelumnya merantau untuk mencari pekerjaan, dan kini bisa berkumpul keluarga karena bisa bekerja di Pabrik Semen Indonesia.
“Keberadaan pabrik semen juga telah memberikan efek positif bagi masyarakat. Pasalnya, Semen Indonesia juga hadir disertai sarana prasarana lain bagi masyarakat di sekitarnya, seperti kondisi akses jalan yang bagus, embung untuk menampung air, pembangunan tempat ibadah, dan lain-lain,” kata Joko, disela orasinya.
Tak hanya itu, lanjut Joko, perhatian Semen Indonesia dalam dunia pendidikan, ketrampilan kerja, pembinaan olahraga, dan di bidang kesehatan turut mengentaskan ketertinggalan masyarakat Rembang. Belum lagi wujud kemitraan dengan UMKM, dan kepedulian terhadap pelestarian lingkungan dan alam.
“Kami, warga di sekeliling Pabrik Semen Indonesia di Rembang mendukung penuh agar pabrik tetap dilanjutkan pembangunannya dan segera beroperasi,” tegasnya.
Joko menambahkan, warga Rembang juga mengucapkan terimakasih kepada Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo yang telah mendukung aspirasi warga sekiar pabrik untuk meneruskan pembangunan pabrik semen. Untuk itu, pihaknya sengaja datang ke Semarang untuk memberikan dukungan langsung kepada Gubernur, serta menyerahkan spanduk berisi ribuan tanda tangan dukungan warga Rembang atas keberlanjutan Pabrik Semen Indonesia.
“Kami warga Rembang asli yang berasal dari desa Tegaldowo, Pasucen Timbangan, Kajar, Padiwono, dan desa sekitar pabrik lainnya mendukung berdirinya pabrik semen di Rembang. Sudah banyak warga sekitar yang ikut bekerja,” imbuhnya.
Sementara, dalam aksi tersebut, perwakilan warga Rembang diterima oleh Asisten I Bidang Pemerintahan Provinsi Jateng, Siswo Laksono, didampingi Kabiro Humas Setda Provinsi Jateng, Sinung.
Dalam kesempatan tersebut, Joko kembali menegaskan, jika warga Rembang tetap berkomitmen mendukung Pabrik Semen Indonesia di Rembang. Apalagi, keberadaan pabrik tersebut telah membuat sejahtera masyarakat di sekitarnya.
“Selama ini Rembang menjadi kabupaten termiskin ke-3 di Jateng. Oleh karena itu, kita dukung pabrik semen yang telah membuat warga sekitar pabrik sejahtera,” paparnya.
Pihaknya juga mendukung ketegasan Gubernur untuk melanjutkan operasional pabrik. Gubernur juga diharapkan tidak mudah percaya dengan isu dari sekelompok orang yang mengatasnamakan warga Rembang.
“Ada segelintir orang yang mengatasnamakan warga Rembang, padahal mereka dari daerah lain yang menentang pabrik semen di Rembang. Kita ini justru warga Rembang asli yang sangat mendukung adanya pabrik semen. Hanya segelintir orang saja yang membuat resah. Padahal kenyataannya di desa kami tentram damai. Mayoritas warganya kini kalau pagi pergi kerja di pabrik semen,” bebernya.
Hal senada diungkapkan Suharti, warga dari desa Tegaldowo, Rembang. Dia berharap Gubernur untuk memperhatikan warga di Rembang dengan pabrik semen tetap berjalan.
“Kami juga ingin Rembang tidak hanya terkenal dengan Ibu Kartini-nya saja, tapi juga dengan pabrik semennya,” ungkapnya.
Penasihat Hukum Karyawan Semen Indonesia, Ahmad Mihdan mengakui, setelah survei langsung di sekitar pabrik semen memang ada warga yang menolak. Namun, jumlahnya sangat kecil, di ring satu hanya sekitar 5%.
Ahmad juga meminta peran serta pemerintah untuk membeberkan audit legal soal pencemaran lingkungan. Pasalnya, audit lingkungan dapat membuktikan fakta yang sesungguhnya. Apaagi, Semen Indonesia telah menaati aturan audit lingkungan, dimana dari 1.500 hektar yang direncanakan sebagai area pabrik dan tambang, kini hanya 808 hektar yang dinilai tidak ada unsur-unsur mencemari lingkungan dan menyedot air tanah.
“Ini kebijakan dari Pemprov Jateng juga untuk audit lingkungan, sehingga semua elemen tidak bermain pada isu saja,” tegasnya.
Waid, warga Rembang yang juga perwakilan karyawan pabrik mengaku, karyawan selama ini sudah nyaman. Namun, adanya isu pencabutan izin lingkungan membuatnya resah.
“Kami tetap mendukung pabrik terus beroperasi,” ujarnya.
Sementara, Siswo Laksono yang menerima aspirasi masyarakat ring satu Pabrik Semen Indonesia di Rembang berjanji akan meneruskan aspirasi mereka kepada Gubernur.
“Saya catat dan akan saya sampaikan ke Pak Gubernur. Semoga pabrik tetap bisa berdiri,” tandasnya.(aln)