*Layani Jalur Internasional
SEMARANG- Terminal Peti Kemas Semarang (TPKS) mencatat, kinerja bongkar muat sepanjang tahun 2016 meningkat tajam. TPKS pun optimis di tahun 2017 ini aktifitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang akan semakin meningkat, seiring mulai masuknya kapal langsung dari luar negeri.
General Manager TPKS, Erry Akbar Panggabean mengatakan, aktifitas bongkar/muat peti kemas yang terjadi di tahun 2016 tercatat 384.000 peti kemas atau 608.201 TEUs. Sedangkan di tahun sebelumnya, hanya sebesar 375.000 box atau 608.201 TEUs.
“Kami optimis mampu menambah jumlah kapal yang bersandar di dermaga TPKS pada tahun 2017 ini, sehingga aktifitas bongkar muat terus meningkat,” katanya, di kantornya, kemarin.
Erry memprediksi, penambahan jumlah kapal yang sandar terkait dengan peningkatan kedalaman alur mencapai 11 LWS. Kedalaman alur tersebut menjadi daya tarik bagi kapal- kapal lain yang akan mengirimkan atau memuat barangnya dari dan ke sekitar wilayah Jateng.
“Tahun ini diperkirakan kinerja bongkar muat mencapai angka 650.000 TEUs,” ujarnya.
Menurutnya, TPKS pun kini telah melakukan berbagai upaya meningkatkan ekspor impor di Jateng melalui jalur logistik cepat dan murah. Salah satunya, rute langsung pelayaran dari China ke Semarang.
“Kapal pertama dari jalur internasioanl yang sandar di dermaga TPKS pada tahun 2017 yakni Star River, yang melakukan kegiatan bongkar/muat sebanyak 343 box muatannya atau 497 TEUs pada Selasa pekan kemarin,” ungkapnya.
Dijelaskan, sedianya masih ada dua kapal lagi yang akan bersandar dan melakukan bongkar/muat, yaitu tanggal 23 dan 24 Januari 2017 mendatang. Kapal tersebut yakni SITC Surabaya dan Wana Bhum.
“Kapal internasional dengan rute Hochiminh- Jakarta- Semarang- Makasar- Xiamen- Qindao- Shanghai- Ningbo,” jelasnya.
Ditambahkan, rute langsung akan memangkas waktu hingga 2- 3 hari lebih cepat dari jarak tempuh 12 hari. Selain itu, biaya logistik juga dapat ditekan sekitar 25-30%.
“Penambahan rute kapal secara langsung diharapkan dapat dimanfaatkan pengusaha untuk ekspor/ impor ke China. Apalagi, selama ini impor dari China memberikan kontribusi 42% dari total impor di TPKS. Produk impor mayoritas berupa barang- barang mentah, sehingga melalui rute langsung akan dipermudah,” imbuhnya.
Manager Operasional TPKS, Johanes Wahyu Hartanto menambahkan, rute langsung ini diadakan kembali setelah sembilan tahun terakhir mengalami kekosongan. Upaya ini merupakan terobosan untuk eksportir dan importir untuk menggunakan jalur tersebut.
“Kapal perdana di tahun ini yang sudah bersandar agak meleset dari jadwal. Hal tersebut dipicu cuaca yang tidak bersahabat karena jadwal pendaratan setiap Selasa. Jalur logistik ini lebih kuat, cepat, murah dengan pelayaran internasional,” pungkasnya.(aln)