*Kadin Menyikapi Harga Daging
SEMARANG- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Semarang mewacanakan perlunya dibentuk koperasi khusus bagi para pedagang sapi. Langkah tersebut sebagai salah satu solusi dalam menyikapi permasalahan terkait daging sapi, baik dari sisi harga maupun kondisi daging yang higienis.
Wakil Ketua Bidang UKM, Koperasi & Ekonomi Kerakyatan Kadin Kota Semarang, Natalia Sari Pujiastuti mengatakan, ada beberapa faktor yang menyebabkan kenaikan harga daging sapi, terutama menjelang hari raya keagamaan. Salah satunya karena ketergantungan terhadap tengkulak.
“Para peternak sapi belum bisa memenuhi kebutuhan pasar yang ada saat ini,” katanya.
Atas rencana pendirian lembaga ekonomi tersebut, lanjutnya, Kadin telah berkoordinasi dengan Dinas Koperasi dan UKM setempat, serta Bank Indonesia. Selain itu, dalam waktu dekat ini, Kadin juga akan menyelenggarakan serangkaian program antara lain, dialog terbatas yang melibatkan stakeholder.
“Kami sudah mulai mempersiapkan pendirian koperasi pedagang sapi sebagai upaya menghindari tengkulak,” ucapnya.
Sekretaris Paguyuban Pedagang Daging Sapi Kota Semarang, Herry Setiawan menuturkan, pemerintah masih belum bisa mengatasi permasalahan berkaitan dengan daging sapi. Padahal, permasalahan daging sapi sudah terjadi sejak tahun 1980-an.
“Ini seperti lingkaran setan. Masih belum berujung dan semakin parah,” ujarnya.
Dijelaskan, pemerintah hanya melihat masalah tanpa melihat penyebabnya.
Seharusnya, pemerintah mencari tahu penyebab permasalahan daging sapi ini, sebelum akhirnya memberikan solusi.
“Kondisi yang terjadi, kadang solusi yang diberikan justru menimbulkan masalah baru,” jelasnya.
Dicontohkan, kebijakan penjualan daging impor beku untuk mengatasi permasalahan tingginya harga daging sapi dinilai juga tidak menyelesaikan masalah. Apalagi, daging dari Australia hingga mencapai tangan konsumen membutuhkan sekitar tiga bulan.
“Pemerintah seharusnya melihat kondisi permasalahan ini tidak hanya dari sisi peternak, namun juga dari sudut pandang jagal sapi. Selain itu, pemerintah harus memotong mata rantai distribusi penjualan daging sapi yang masih terlalu panjang,” tegasnya.(aln)