JAKARTA – PT Phapros, Tbk yang juga merupakan anak usaha dari PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) menunjukkan pertumbuhan kinerja pada kuartal I/2017 di tengah lambatnya pertumbuhan ekonomi nasional.
Perusahaan farmasi nasional ini mencatatkan laba bersih sebesar Rp 10,1 miliar atau tumbuh 50% dari periode yang sama tahun lalu.
Direktur Utama PT Phapros, Tbk, Barokah Sri Utami (Emmy) mengatakan, pertumbuhan laba bersih tersebut sejalan dengan peningkatan penjualan. “Selama periode Januari sampai Maret penjualan kami meningkat sebesar 10,7%,” ujarnya.
Pertumbuhan penjualan tersebut disebabkan oleh meningkatnya permintaan produk obat jual bebas atau over the counter (OTC) dengan produk Antimo Group yang ditujukan untuk menyamankan perjalanan. “Pertumbuhannya naik signifikan hingga 28% dari tahun sebelumnya,” Kata Emmy.
“Di sisi lain, produk ethical kami juga mengalami kenaikan sebesar 20% pada kuartal I tahun ini,” tambahnya. Secara keseluruhan, obat generik masih menjadi penopang penjualan produk Phapros. Selama kuartal I/2017, obat generic menyumbang 41% dari total penjualan.
Tahun ini, Phapros menganggarkan belanja modal sebesar Rp 290 miliar, atau naik signifikan dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 130 miliar. Sebagian dari dana tersebut berasal dari penerbitan MTN, sedangkan sisanya dari internal perusahaan. Hal tersebut seiring dengan berbagai aksi korporasi yang akan dilakukan oleh perusahaan farmasi yang berbasis di Semarang ini.
“Belanja modal tersebut rencananya akan kami gunakan untuk optimalisasi pabrik, termasuk merampungkan pabrik baru,” ujar Emmy. Tak hanya menganggarkan belanja modal, Phapros juga akan banyak merealisasikan investasi tahun ini. (aln)