OPERASI PASAR- Kepala Perum BULOG Subdivre Semarang, Gatot Endro Waluyo, didampingi Kepala Perum BULOG Divre Jateng, Djoni Nur Ashari, dan Kasubdit I Indagsi Ditreskrimsus Polda Jateng selaku Satgas Pangan, AKBP Egy Andriansuez, SH., SIK., MH., melepas armada operasi pasar beras medium untuk 15 titik di Jawa Tengah, di Gudang Bulog Mangkang Semarang. FOTO : ANING KARINDRA
SEMARANG- Perum Bulog Divre Jawa Tengah telah menyiapkan 30.000 ton beras medium untuk stabilisasi harga melalui operasi pasar. Beras tersebut disebar ke-15 titik pasar pencatat inflasi di Jawa Tengah.
Operasi pasar di Jawa Tengah dilakukan mulai hari ini, dengan start dari Gudang Bulog Mangkang, Semarang. Pelepasan armada dan komoditas operasi pasar ini sekaligus bersamaan dengan kegiatan nasional, yang serempak dilepas oleh Menteri Perdagangan RI, di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta.
Kepala Perum Bulog Divre Jateng, Djoni Nur Ashari mengatakan, khusus di Jawa Tengah, Bulog sebelumnya juga telah memasok 10.000 ton beras dalam operasi pasar yang dilakukan bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Adapun 30.000 ton saat ini dipasok dalam operasi pasar yang menggandeng Satgas Pangan Polda Jateng dan Dinas Perdagangan, serta mitra Bulog lainnya.
“Prinsipnya, sepanjang masih ada pergerakan harga beras di pasaran, kami siap memasok beras ke masyarakat lewat operasi pasar,” katanya, saat melepas armada operasi pasar beras medium untuk 15 titik di Jawa Tengah, di Gudang Bulog Mangkang Semarang.
Diakuinya, dari hasil pantauan tim satgas pangan di lapangan, saat ini harga beras medium masih di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang dipatok Rp9.450/kg. Melalui operasi pasar, beras medium akan dijual seharga Rp9.350/kg.
“Kami jual beras di bawah harga HET, semoga mampu meredam gejolak harga di pasar, dan harga beras khususnya kelas medium yang banyak dikonsumsi masyarakat ini kembali stabil,” ujarnya.
Menurutnya, saat ini kondisi cadangan beras Bulog pun masih relatif aman, dengan daya tahan hingga 3 bulan ke depan. Adapun bulan Maret nanti diprediksi akan terjadi panen raya, sehingga stok akan kembali berlimpah.
“Panen raya masih Maret nanti. Kalau saat ini serapan beras masih terbatas dari beberapa daerah yang telah masuk musim panen, seperti Ambarawa, Tegal, dan Cilacap,” ungkapnya.
Djoni menuturkan, pada tahun ini Bulog Divre Jateng menargetkan serapan beras hingga 425.000 ton. Jumlah tersebut naik dari realisasi serapan tahun 2017 yang mencapai 378.000 ton.
“Dari serapan yang ada nanti kami juga masih andil dalam gerakan stabilisasi pangan melalui program moving nasional sebanyak 10.000 ton, yang dikirimkan untuk memenuhi kebutuhan beras di wilayah DKI Jakarta,” tandasnya.(aln)