SEMARANG- Awal tahun, permintaan properti di Semarang masih relatif stagnan. Hal tersebut terlihat dari pencapaian transaksi dalam Properti Expo Semarang 1/2018, yang berlangsung sejak 10-21 Januari 2018, di Mall Paragon Semarang.
Ketua Panitia Properti Ekspo Semarang, Dibya K. Hidayat mengatakan, dalam pameran yang diikuti 11 pengembang dan 4 stakeholder (bed dan water heater) ini hanya berhasil membukukan transaksi penjualan 30 unit rumah, atau lebih rendah dibandingkan pencapaian pameran di bulan Desember lalu. Jumlah tersebut juga hanya tercapai 50% dari target yang diharapkan.
“Awal tahun ini pasar properti masih stagnan. Tren nya memang begitu, dan biasanya mulai bergairah di bulan Maret,” katanya, disela Penutupan Properti Ekspo Semarang I/2018.
Dijelaskan, melihat dari nilai transaksinya, penjualan properti masih didominasi oleh rumah dengan harga di atas Rp750 juta. Kondisi tersebut menunjukkan jika segmen rumah mewah tak mengenal moment.
“Segmen rumah menengah atas sepertinya memang tak pernah terpengaruh kondisi apapun. Berbeda dengan segmen menengah dan menengah bawah yang terkadang harus wait and see dalam memutuskan pembelian rumah,” jelasnya.
Menurut Dibya, pada saat ini sebenarnya menjadi moment yang tepat untuk membeli rumah. Pasalnya, selain para pengembang belum berani menaikkan harga, suku bunga perbankan relatif turun.
“Melihat kondisi seperti saat ini, pengembang pastinya belum berani menaikkan harga,” ungkapnya.
Sedangkan perbankan, lanjutnya, saat ini justru banyak memberikan program promo KPR dengan bunga murah. Bunga flat bisa sampe 3 tahun dengan besaran yang menarik.(aln)