– MINIMARKET- Minimarket menjadi salah satu inovasi dari unit usaha yang dikelola KUD Pringgodani Gajah, Demak, dibawah kepemimpinan H. Amrullah Jazeri. FOTO : IST/ANING KARINDRA
PERSAINGAN dunia usaha yang makin ketat hingga tingkat pedesaan tak menyurutkan semangat KUD Pringgodani Gajah, Kecamatan Gajah, Kabupaten Demak untuk tetap eksis dan berjaya. Upaya revitalisasi dan inovasi yang dilakukan secara terus menerus menjadi salah satu kunci sukses untuk tetap berdiri kokoh.
Ketua KUD Pringgodani Gajah, H. Amrullah Jazeri mengatakan, keberadaan KUD Pringgodani Gajah kini sudah mencapai 40 tahun lebih. Kejayaan KUD Pringgodani sebagai lembaga ekonomi masyarakat pedesaan pun masih tetap mampu menjawab kebutuhan masyarakat di sekitarnya.
“KUD Pringgodani ini menempatkan diri sebagai lembaga bisnis, sehingga fokus pada sektor riil, terutama yang bergerak di bidang trading atau perdagangan industri pangan, seperti usaha minyak kelapa, ternak mentok, dan bisnis beras kualitas premium,” kata Amrullah.
Ditambahkan, untuk menopang usaha, KUD juga berkolaborasi membentuk sebuah perusahaan atau corporate berbasis koperasi. Dalam hal ini, KUD merintis pabrik pengolahan beras premium milik petani sebagai anggota koperasi, yang juga dilakukan pendampingan dari Belanda.
“Mengelola KUD di era saat ini cukup menantang. Harus terus memiliki ide yang inovatif dan kreatif di tengah beragam tantangan yang kini harus dihadapi, seperti dengan kolaborasi menggandeng sejumlah pihak untuk memunculkan ide-ide bisnis,” imbuhnya.
Meski demikian, diakuinya usaha yang dijalankan KUD tetap memiliki peluang bisnis untuk dikembangkan. Termasuk melalui usaha kemitraan dengan relasi yang ada.
“Kita terus berupaya menyiapkan peremajaan pengurus dan menata manajemen KUD sedemikian rupa. Dengan demikian, koperasi ini tetap bisa hidup dan berkembang lebih maju,” ujar Amrullah.
Menurutnya, KUD Pringgodani kini juga mengembangkan usaha futsal, ritel, sewa gudang, agribisnis, pupuk, dan lainnya. Kegiatan bisnis tersebut tak ketinggalan untuk selalu mendapatkan support nilai-nilai religius, dimana masjid KUD juga telah dijadikan sebagai pusat mengaji.
“Dalam menjalankan usaha tentu kita tak bisa lepas dari dukungan religi. Untuk itu, kita juga rutin bersedekah, berkurban, membaca manaqib dan kegiatan religi lainnya,” ungkapnya.
Terpisah, Sekretaris Dinas Koperasi dan UKM Jawa Tengah, Bima Kartika menuturkan, KUD terbagi menjadi tiga sektor, yakni yang bergerak di bidang pangan, perikanan, serta peternakan. Ketiganya akan didorong lebih maju dengan revitalisasi.
“Khusus yang revitalisasi KUD kami arahkan ke semua sektor tersebut. Tapi yang terbanyak di bidang pangan,” terangnya.
Terkait hal tersebut, terdapat beberapa hal yang perlu dibenahi. Diantaranya, dari segi manajemen maupun kualitas sumber daya manusia para pengelola KUD.
“Dinas berupaya mengatasi masalah-masalah tersebut dengan memberikan bimbingan teknis maupun berbagai pelatihan. Namun, yang terpenting adalah bagaimana mengubah mindset pengelola maupun karyawan dimana KUD adalah korporasi yang perlu dikelola dengan baik,” tandasnya.(aln)