– KUNJUNGAN- Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia, M. Hanif Dhakiri, didampingi Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk, Irwan Hidayat, melihat langsung aktifitas pekerja di Pabrik Sido Muncul Bergas, Kabupaten Semarang. FOTO : ANING KARINDRA
SEMARANG- Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia, Hanif Dhakiri, mengapresiasi pengelolaan sumber daya manusia (SDM) di Pabrik Sido Muncul. Kondisi ketenagakerjaan di pabrik yang terletak di Bergas, Kabupaten Semarang itu dinilai sudah sangat baik.
“Dari sisi aturan dan hak-hak karyawan di Pabrik Sido Muncul ini sudah terpenuhi semua,” kata Hanif Dhakiri, disela kunjungan kerjanya ke Pabrik Sido Muncul, Bergas, Kabupaten Semarang.
Dari sisi kompetensi karyawan, lanjutnya, Sido Muncul bahkan telah memiliki standarisasi. Para pekerja Sido Muncul juga diberikan pelatihan-pelatihan, hingga adanya training untuk menetapkan posisi sesuai kemampuannya.
“Pengelolaan SDM yang baik tentu akan berimbas pada perusahaan, karena karyawan itu merupakan investasi,” ujarnya.
Hanif berharap, perusahaan lain bisa menerapkan hal serupa dengan Sido Muncul. Pasalnya, dalam menyiapkan dan menciptakan tenaga kerja yang berkompeteb, pemerintah tidak bisa berjalan sendiri. Perlu adanya kolaborasi antara pengusaha dengan pemerintah.
“Pemerintah sendiri pada tahun ini menargetkan akan melatih 526.000 orang angkatan kerja untuk peningkatan skill melalui balai latihan kerja (BLK),” terangnya.
Menurutnya, konsep BLK akan semakin mendekat ke masyarakat, dimana pada tahun 2019 ini akan ada 1.000 BLK baru yang menyasar ke tingkat pesantren. Melalui BLK, pemerintah akan menyiapkan angkatan kerja untuk dilatih sesuai peminatannya agar lebih siap di dunia kerja.
Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk, Irwan Hidayat menyatakan terima kasihnya atas kunjungan Menaker Hanif Dhakiri ke pabriknya. Bagi Sido Muncul, karyawan merupakan aset yang paling berharga, dimana yang dibutuhkan dari mereka adalah komitmennya.
“Kami ada 2.800 karyawan, dan 55% diantaranya perempuan. Ada juga 400 pekerja borongan. Selain gajinya di atas normatif, seluruh karyawan juga kami ikutkan BPJS, serta adanya hal-hal yang tidak normatif, seperti uang makan dan uang transport,” ungkapnya.
Dijelaskan, untuk menunjang kesejahteraan karyawan, Sido Muncul bahkan telah memiliki koperasi yang beranggotakan 2.000 orang. Koperasi tersebut telah memiliki aset hingga Rp15 miliar, dengan keuntungan pada tahun lalu tercatat Rp2,6 miliar.
“Pada prinsipnya, di Pabrik Sido Muncul semua aturan pemerintah kami ikuti. Untuk hak-hak karyawannya juga kami penuhi semua. Dan kami pun bisa sukses salah satunya karena mengikuti aturan pemerintah,” jelas Irwan.
Membangun kepercayaan, tegas Irwan, harus dimulai dari karyawan terlebih dahulu sebelum sampai ke konsumen.
“Setelah semuanya mengikuti aturan yang berlaku, bukan karyawan atau konsumen saja yang tentram, tapi saya juga ikut tentram,” tandasnya.(aln)