BOYOLALI – Sebagai wujud kepedulian terhadap pelestarian alam dan lingkungan keanekargaman hayati yang ada di kawasan konservasi Gunung Lawu. Program tersebut dijalankan bersama Balai Taman Hutan Raya (Tahura) KGPAA Mangkunagoro I yang merupakan pengelola kawasan pelestarian alam di area Gunung Lawu.
Area Manager Communication, Relations, & Corporate Social Responsibility (CSR) Regional Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga, Brasto Galih Nugroho mengatakan, hal tersebut merupakan bentuk kepedulian Pertamina dalam aspek pelestarian alam dan lingkungan, khususnya di sekitar wilayah operasi salah satu fasilitas Pertamina yakni Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Adi Soemarmo, yang berada di kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
“Kami berkomitmen untuk dapat mengembangkan kawasan konservasi yang ada di Gunung Lawu untuk dapat dimanfaatkan menjadi lokasi penelitian, lokasi budidaya, hingga lokasi wisata yang membawa nilai tambah baik bagi pelestarian alam maupun masyarakat sekitar,” katanya.
Brasto menjelaskan, Pertamina bersama Tahura KGPAA Mangkunagoro I telah melaksanakan survey untuk menggali potensi flora yang ada saat ini, pada Senin-Rabu (23-25/5). Pada survey tersebut Pertamina dan Tahura KGPAA Mangkunagoro I menggandeng salah satu lembaga peneliti dari Yayasan Generasi Biologi Indonesia.
“Berdasarkan hasil survey tersebut kami menemukan lebih dari 862 jenis flora dengan spesies asli Gunung Lawu di mana terdapat spesies yang berpotensi menjadi spesies edemik Gunung Lawu,” tutur Brasto.
Menurut Brasto, hal tersebut dapat menjadi modal awal dalam pengembangan kawasan konservasi Gunung Lawu melalui program yang dijalankan Pertamina.
“Kami berharap program yang kami jalankan ini dapat berjalan secara berkelanjutan dengan kerjasama berbagai pihak sehingga memberikan manfaat bagi pelestarian alam dan masyarakat di sekitar Gunung Lawu,” ungkap Brasto.
Kepala Balai Tahura KGPAA Mangkunagoro I, RR. Yuni Kusumodewi, mengapresiasi Pertamina atas kepedulian dan kerjasama yang dijalankan dalam pengembangan kawasan konservasi Gunung Lawu.
“Dengan adanya program ini tentu saja dapat menambah dan memperkaya baseline data keanekaragaman hayati pada Balai Tahura KGPAA Mangkunagoro I, yang dapat menjadi pijakan atau referensi dalam pengambilan kebijakan lebih lanjut dalam upaya pengawetan keanekaragaman hayati Gunung Lawu,” pungkas Yuni.(aln)