SEMARANG – PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk kembali mendapatkan penghargaan Industri Hijau Level 5 dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin). Penghargaan yang sama juga pernah diraih Sido Muncul pada 2017, 2018, dan 2019 juga pada 2020, 2021.
Penghargaan tersebut diberikan karena Sido Muncul dinilai telah berhasil menjalankan prinsip keberlanjutan, termasuk pengaplikasian teknologi ramah lingkungan, pada proses bisnis dan rantai pasok usahanya.
Direktur Sido Muncul, Irwan Hidayat mengatakan, penghargaan Industri Hijau menjadi salah satu target Sido Muncul di bidang lingkungan. Pemeliharaan lingkungan secara berkelanjutan di area operasional Sido Muncul memiliki urgensi yang sama pentingnya dengan keberlangsungan bisnis perusahaan.
“Penerapan prinsip keberlanjutan pada industri jamu memiliki banyan tantangan,” katanya, di Semarang, Jumat (25/11/2022).
Terlebih, lanjutnya, pengelolaan industri jamu lebih sulit ketimbang farmasi. Pasalnya, limbah industri jamu memiliki kadar biological oxygen demand (BOD) dan chemical oxygen demand (COD) yang tinggi.
“Kami pun mengembangkan teknologi untuk mengolah limbah. Termasuk, membangun plant dengan tangki up-flow anaerobic sludge blanket (UASB) untuk memproses berbagai varian limbah,” ujar Irwan.
Menurut Irwan, sebagai perusahaan industri jamu, pencapaian Sido Muncul tidak hanya ditunjukkan pada aspek bisnis semata, tetapi juga pada keberhasilan pengelolaan limbah. Maka dari itu, pihaknya berupaya menjaga lingkungan sekitar dari dampak limbah operasional Sido Muncul, terlebih pada air tanah.
“Pengelolaan limbah perusahaan tak sekadar dilakukan lewat pengadaan fasilitas saja. Demi mengurangi limbah, Sido Muncul juga melakukan efisiensi bahan baku,” ungkapnya.
Dijelaskan, bahan baku berkualitas dengan kadar rendemen zat aktif tinggi dipilih oleh Sido Muncul pada proses produksi. Langkah ini bertujuan untuk mengurangi penggunaan bahan baku secara berlebihan.
“Oleh karena itu, Sido Muncul dapat menghasilkan produk dengan zat aktif yang tinggi, tetapi dengan bahan yang lebih sedikit. Dengan demikian, lebih efisien,” jelasnya.
Ditambahkan, limbah padat dari proses produksi Sido Muncul diolah menjadi bahan bakar. Efisiensi energi yang didapat pun bisa berlipat.
“Sido Muncul juga akan membangun dan mengembangkan tempat pembibitan (nursery) tanaman rempah.
Bibit tanaman rempah nantinya dibagikan kepada pemerintah dan masyarakat,” imbuhnya.
Tak hanya itu, pihaknya juga memiliki program pengembangan masyarakat, khususnya di sekitar wilayah operasional Sido Muncul. Program tersebut berupa pembangunan lingkungan yang berdampak kepada masyarakat, salah satunya desa wisata.
“Kami membangun desa wisata, seperti desa buah dan desa rempah. Program tersebut turut dinilai oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kementerian LHK), yakni seberapa besar dampak perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar,” tandasnya.(aln)