SEMARANG — Bank Indonesia mencatat pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada triwulan I 2023 tetap kuat dengan pertumbuhan 5,04%, lebih tinggi dibanding perekonomian Jawa dan Nasional yang masing-masing tumbuh sebesar 4,96% (yoy) dan 5,03% (yoy).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jateng, Rahmat Dwisaputra mengatakan, pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah yang tetap kuat tersebut bersumber dari berbagai hal, dari konsumsi Rumah Tangga memiliki andil terhadap PDRB sebesar 3,11% dan tumbuh sebesar 5,31% (yoy).
“Pertumbuhan positif Konsumsi Rumah Tangga sejalan dengan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK), yang mencerminkan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi, masih berada pada level optimis (>100) sebesar 124,7, meningkat dibanding triwulan IV 2022 (122,0),” katanya, Rabu (10/5/2023).
Dari sisi lapangan usaha, lanjutnya, sumber pertumbuhan berasal dari sektor lapangan usaha utama industri pengolahan yang tumbuh sebesar 4,12% (yoy). Peningkatan sektor tersebut terutama disebabkan oleh perbaikan konsumsi domestik seiring dengan inflasi yang mulai menurun pada awal tahun serta persiapan momentum Ramadhan dan Lebaran di triwulan selanjutnya.
“Adapun untuk capaian inflasi enam kota gabungan di Jawa Tengah pada April 2023 capai 0,28% (mtm), terendah sepanjang historis periode Idul Fitri,” ujarnya.
Menurutnya, inflasi periode lebaran tahun ini merupakan yang terendah dibandingkan rata-rata periode lebaran beberapa tahun terakhir sebesar 0,48% (mtm). Penurunan inflasi tersebut dipengaruhi oleh kelompok transportasi dipengaruhi oleh deflasi tarif angkutan udara seiring dengan penambahan frekuensi penerbangan, serta masa berlaku penerapan biaya tambahan (fuel surcharge) kepada maskapai penerbangan yang sudah berakhir.
Penurunan harga avtur juga diperkirakan menjadi penyebab penurunan tarif angkutan udara. Sementara itu, penurunan inflasi tertahan oleh kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau mengalami peningkatan inflasi sebesar 0,66% (mtm).
“Peningkatan tersebut terutama didorong oleh komoditas daging ayam ras dan beras. Kenaikan harga daging ayam ras dan beras didorong oleh peningkatan permintaan masyarakat seiring dengan momentum festive season Idul Fitri 1444 H,” ungkapnya.
Ditambahkan, BI juga terus menjaga stabilitas dan meningkatkan efisiensi sistem pembayaran melalui penguatan kebijakan dan akselerasi digitalisasi sistem pembayaran untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi.
Pada triwulan I 2023, transaksi ekonomi dan keuangan digital berkembang pesat ditopang oleh kenaikan akseptasi dan preferensi masyarakat dalam berbelanja daring, luasnya dan mudahnya sistem pembayaran digital, serta cepatnya digital banking.
“Jumlah merchant QRIS di Jawa Tengah tumbuh pesat pada triwulan I 2023 sebesar 94,11% (yoy). Nominal QRIS juga tumbuh positif sebesar 269% (yoy) dengan volume transaksi sebanyak 22,3 juta kali transaksi,” pungkasnya.(aln)