SEMARANG – Dalam rangka mendukung pelestarian cagar budaya di Kota Semarang, PT PGN Tbk selaku Subholding Gas Pertamina melakukan pemugaran Menara Syahbandar Sleko, di Kelurahan Bandarharjo, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang. Revitalisasi bangunan peninggalan sejarah tersebut telah selesai dilakukan, dan diresmikan pada Kamis (26/10/2023).
Direktur Utama PGN, Arief Setiawan Handoko mengatakan, Menara Syahbandar memiliki potensi besar menjadi salah satu ikon wisata sejarah Semarang. Menara ini dapat menjadi destinasi masyarakat maupun wisatawan yang hendak melakukan perjalanan wisata heritage di kawasan Kota Lama Semarang.
“Pemugaran Menara Syahbandar merupakan bentuk berkontribusi aktif PGN dalam operasinya untuk dapat menjadi manfaat secara sosial ekonomi dengan program kerja yang sesuai dengan prinsip Corporate Social Responsibility yang berkelanjutan,” kata Arief, disela Persemian Revitalisasi Menara Syahbandar Sleko, di Semarang, Kamis (26/10/2023).
Arief juga mengajak masyarakat untuk bersama menjaga kelestarian bangunan cagar budaya yang telah dipugar ini. Bersama peran aktif masyarakat, maka Menara Syahbandar tetap terjaga dan terawat dengan baik untuk generasi mendatang.
“Kelestarian cagar budaya adalah tanggung jawab bersama,” ujar Arief.
Dalam kesempatan yang sama. Direktur SDM dan Penunjang Bisnis PGN, Beni Syarif Hidayat menambahkan, PGN memulai pemugaran sejak Desember 2022 dan dilaksanakan selama kurang lebih 10 bulan. Pemugaran dilakukan bekerjasama berbagai pihak, mulai dari pihak jajaran pemerintah daerah dan stakeholder lainnya, dengan mengacu pada UU RI Nomor 11 tahun 2010 dan Perda Kota Semarang Nomor 2 tahun 2020 sebagai bentuk konservasi cagar budaya.
“Dengan tampilan yang baru, tapi pemugaran tidak mengubah nilai sejarah Menara Syahbandar. Pemugaran dilakukan dengan tetap memelihara sebagian kondisi lama dan beberapa bagian dilakukan rekonstruksi baru supaya kelestarian dan keutuhannya terjaga. Kami juga menambahkan Amphitheater, supaya masyarakat dapat lebih mengapresiasi dan memanfaatkan keberadaan cagar budaya ini dengan lebih baik lagi,” imbuhnya.
Sebagai perusahaan yang berkomitmen melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan, PGN merasa memiliki tanggung jawab moral untuk ikut serta memberikan kontribusi kepada pemerintah dan masyarakat kota Semarang. Pemugaran ini merupakan wujud komitmen PGN terkait ESG untuk mengoptimalisasi aset aktif dan bertanggung jawab sosial demi meningkatkan manfaat ekonomi di masyarakat.
“Melalui pemugaran cagar budaya Menara Syahbandar, diharapkan turut berperan serta dalam upaya meningkatkan pariwisata di wilayah Kota Semarang. Hal ini juga sebagai wujud kepedulian PGN terhadap perlindungan dan pemeliharaan aset di wilayah operasi setempat dan juga kepedulian sosial terhadap masyarakat setempat,” tukasnya.
Perlu diketahui, pemugaran Menara Syahbandar diprakarsai oleh PGN, dimana PGN memiliki aset tanah di kawasan Kota Lama Semarang yang berdiri diatasnya Cagar Budaya Menara Syahbandar. Bangunan ini dibuat pada tahun 1850 dan telah berusia ± 171 tahun dengan luas sekitar 538 m².
Bagi masyarakat Semarang khususnya, bangunan ini memiliki arti penting dalam sejarah perkembangan Kota Semarang, sebagai pusat perdagangan maritim nusantara dan perkembangan sektor pelabuhan dagang beserta sistem pengawasan arus barang.
Walikota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu yang turut hadir meresmikan sangat antusias menyambut revitalisasi Menara Syahbandar untuk konsep wisata heritage di Kota Lama Semarang. Dengan revitalisasi Menara Syahbandar nantinya dapat terhubung dengan Kampung Melayu, sehingga bisa menata kembali kawasan Kota Lama.
“Konsepnya bersama kita bisa membuat kota lama, khususnya di Sleko menjadi lebih cantik. Rencana untuk membuka kembali jalur sungai untuk wisata air akan semakin meningkatkan potensi wisata dan tentunya multiplier effectnya dengan semakin tertatanya wilayah kota lama yang sedikit demi sedikit mulai berkembang. Peran PGN dalam revitalisasi Menara Syahbandar ini menjadi penyemangat untuk semakin mempercantik dan menata kawasan Kota Lama Semarang. Wilayah disekitar sini bisa memungkinkan menjadi pusat kuliner atau parkir, karena selama kami kesulitan parkir,” ujar Mbak Ita.
Mbak Ita menyebutkan, ada rencana untuk revitalisasi di Pecinan, sehingga kawasan heritage dari Kampung Melayu, Pecinan, dan Kota Lama bisa terhubung. Keberadaan Menara Syahbandar yang telah direvitalisasi diharapkan dapat melengkapi destinasi dan meningkatkan kunjungan wisatawan di Kota Semarang, yang bermuara pada peningkatan ekonomi masyarakat disekitar wilayah tersebut.
“Potensi ini juga dapat berguna untuk memperkenalkan sejarah Kota Semarang kepada wisatawan yang berkunjung, terutama di kawasan kota lama Semarang,” tandas Mbak Ita.(aln)