SEMARANG- Transformasi digital membawa perubahan dalam seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, khususnya aktivitas perekonomian. Digitalisasi juga merupakan salah satu kunci untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional dan daerah, di masa pandemi.
Kepala Bank Indonesia Perwakilan Jawa Tengah, Pribadi Santoso mengatakan, berdasarkan hal tersebut pemerintah melalui Keputusan Presiden No.3 tahun 2021 telah memandatkan kepada pemerintah daerah untuk membentuk Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) yang diketuai oleh Kepala Daerah. Kebijakan tersebut telah ditindaklanjuti oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Kabupaten Kota di Jawa Tengah dengan terbentuknya 1 TP2DD Provinsi Jawa Tengah dan 35 TP2DD di tingkat Kabupaten/Kota di Jawa Tengah.
“Terbentuknya TP2DD tersebut merupakan sinergi seluruh pemerintah di Jawa Tengah dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah,” katanya.
Penyelenggaraan Jateng Digital Festival merupakan acara pengukuhan seluruh TP2DD se-Jawa Tengah yang dirangkai dengan sharing session mengenai bagaimana penerapan digitalisasi di berbagai sendi ekonomi. Acara ini dihadiri oleh sekretaris Jenderal Kementerian dalam negeri, Dr. Ir. Muhammad Hudori, M.Si, CRGP, bersama dengan Deputi Gubernur Bank Indonesia, Sugeng.
“Pengukuhan TP2DD se-Jawa Tengah dilakukan oleh Gubernur Jawa Tengah, H. Ganjar Pranowo, S.H, M.IP, yang sekaligus mengajak seluruh TP2DD bersinergi mendorong digitalisasi, untuk menuju Jawa Tengah Sejahtera dan Berdikari,” ujarnya.
Sharing session mengambil tema sinergi kebijakan dan inovasi untuk akselerasi pemulihan ekonomi dan stabilitas inflasi. Segmen pertama dan kedua sharing session membahas e-government dan wisata 4.0, serta UMKM go-digital. Kemudian segmen ketiga membahas mengenai bagaimana digitalisasi dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan stabilitas inflasi.
Setiap segmen menghadirkan narasumber yang kompeten di bidangnya. Dari sisi pemangku kebijakan, narasumber terdiri dari Kemenko Perekonomian, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, serta Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Cilacap. Dari sisi pelaku ekonomi, narasumber didukung oleh pelaku usaha pariwisata, perbankan, UMKM, dan petani millenial.
“Sharing session ini diharapkan dapat memberikan inspirasi dan menjadi pedoman bagi seluruh pihak untuk mengimplementasikan digitalisasi sesuai kewenangan masing-masing.
Untuk mengoptimalkan peran digitalisasi dalam mendorong pemulihan ekonomi di daerah, sinergi berbagai pihak sangat penting,” terangnya.
Menurutnya, digitalisasi juga diharapkan dapat diaplikasikan pada berbagai sendi aktivitas perekonomian, mulai dari mendukung optimalisasi produksi, kelancaran perdagangan antar daerah, dan pemasaran berbagai komoditas secara lebih efisien. Untuk itu, kolaborasi antar TP2DD dan TPID merupakan sinergi yang sangat penting.
Perluasan digitalisasi yang dimotori oleh TP2DD, disertai dengan stabilisasi harga yang digawangi oleh TPID akan perekonomian Jawa Tengah. Saat ini, perkembangan digitalisasi di Jawa Tengah sangat signifikan, tercermin dari tingginya merchant pengguna QRIS yang mencapai 673 ribu, pertumbuhan agen Layanan Keuangan Digital sebesar 10,6% (yoy) dan peningkatan penggunaan nominal uang elektronik yang tumbuh 64,3% (yoy).
Sementara, Jateng Digital Festival yang diselenggarakan secara hybrid, dihadiri oleh peserta dari berbagai kalangan meliputi pemerintah provinsi, pemerintah daerah, perbankan, pelaku usaha, akademisi, serta masyarakat umum. Dengan demikian, pemahaman tentang bagaimana digitalisasi dapat mendorong perekonomian, diharapkan semakin meningkat.(aln)