SEMARANG – Prof. Dr. Imam Taufiq, M.Ag Rektor Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang melalui kuasa hukumnya Muhtar Hadi Wibowo berpendapat, dinamika isu rumor plagiasi yang dihembuskan oleh “Forum Guru Besar dan Dosen UIN Walisongo Semarang”, sengaja dibuat oleh oknum yang suka membuat kegaduhan.
“Mereka tidak suka akan kebenaran, isu yang telah basi kok dimunculkan lagi,” kata Muhtar.
Menanggapi tentang rumor isu hoax plagiasi tersebut, Muhtar mengatakan, hal tersebut sengaja dihembuskan oleh oknum yang suka membuat kegaduhan. Meski begitu, Muhtar tidak menyebutkan oknum siapa-siapa yang suka membuat kegaduhan tersebut.
“Memang sulit meyakinkan lalat kalau bunga jauh lebih indah daripada sampah. Dugaan plagiasi sudah clear atau bersih, selesai dan tutup buku,” tukasnya.
Muhtar mengingatkan, jika “Forum Guru Besar dan Dosen UIN Walisongo” benar-benar terlibat penyebaran hoax, maka akan ada sanksi hukum yang berat, bahkan hukuman pidana.
“Dalam Statuta UIN Walisongo juga tidak ada istilah “Forum Guru Besar dan Dosen UIN Walisongo”. Ini ilegal, jangan-jangan ini adalah forum yang coba dimanfaatkan oleh oknum atau pihak-pihak tertentu yang mencoba memanfaatkan forum tersebut untuk tujuan politik kotor dan menebar fitnah; apa manfaatnya sih, membesar-besarkan hoax isu plagiasi, di dunia ini mana ada manusia yang sempurna apabila di cari-cari kesalahannya,” tegasnya.
Ditambahkan, apabila ada pihak-pihak yang mencoba menebar informasi dan menebar kegaduhan, mendesak-desak kliennya untuk mengundurkan diri atau dicopot adalah tindakan pengecut yang tidak bertanggungjawab.
Akan tetapi, ia merasa bersyukur dan memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya pada Tim Verifikasi, yang telah menyatakan bahwa karya penelitian kolektif Imam Taufiq adalah bebas plagiasi. Tim Verifikasi dibentuk sesuai amanat Permendikbud Nomor 17 Tahun 2010 tentang “Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi”.
Tim Verifikasi telah diisi oleh ahli-ahli pada bidangnya, yang bekerja dengan baik, untuk menilai dengan nurani kebenaran.
“Maka dengan ini saya memberikan pemahaman pada khalayak umum bahwa dugaan plagiasi pada klien saya adalah fitnah yang kejam. Jelas-jelas Prof Dr Imam Taufiq MAg terbukti TIDAK Melakukan Tindakan Plagiasi,” tandas Muhtar.
Guru Besar UIN Walisongo, Prof Dr Mujiyono MA juga menyatakan, laporan penelitian kolektif Imam Taufik dan karya-karya lain BEBAS PLAGIASI.
Berkaitan dengan hal tersebut, Prof Mujiyono setelah mendapatkan fakta baru yakni keterlibatan Muhamad Royani dalam penelitian tersebut, maka ia mencabut surat pelaporan yang dikirimnya ke DIKTI tahun 2019.
Dengan demikian, status pelaporan yang dilakukannya telah gugur dengan sendirinya. Selebihnya, karena tingkat kemiripannya di bawah toleransi standar plagiasi, maka karya Penelitian kolektif Prof. Dr. Imam Taufik MAg dinyatakan Bebas Plagiasi.
Pernyataan bebas plagiasi Imam Taufiq seperti ini dikuatkan lagi dengan adanya pernyataan 18 (delapan belas) anggota Senat Akademik UIN Walisongo yang membuat pernyataan karya penelitian kolektif Imam Taufiq adalah bebas plagiasi, dimana surat pernyataan ini dibukukan dan didaftarkan hari Senin, 28 Agustus 2023 oleh Dina Ismawati, pejabat Notaris di Kota Semarang. Hal-hal tersebut untuk membantah pernyataan sekelompok oknum-oknum yang menyatakan diri bersama-sama sebagai “Forum Guru Besar dan Dosen UIN Walisongo Semarang” yang notabene tidak ada legalitasnya/forum tidak dasar hukumnya.
Muhtar juga memberikan informasi bahwa kliennya, Prof. Dr. Imam Taufiq, M.Ag Rektor UIN Walisongo telah membuat kebijakan untuk memaafkan oknum-oknum, pihak-pihak yang turut serta menyebarkan hoax, fitnah dengan membuat kampanye cerita fiktif kebohongan tentang isu plagiasi.
Muhtar menyampaikan, saat ini Prof. Dr. Imam Taufiq, M.Ag Rektor UIN Walisongo sedang fokus mewujudkan program program mandatori dan prioritas pengembangan UIN Walisongo, diantaranya pembukaan Fakultas Kedokteran; peningkatan jejaring internasional, penguatan akreditasi.
“Maka beliau berharap penyebaran hoax plagiasi distop, jangan ada lagi fitnah, rumor/isu yang sudah basi tersebut, apalagi mengkampanyekan cerita fiktif serta kebohongan tentang plagiasi. Situasi saat ini, saatnya fokus hal-hal positif dan konsolidasi pencapaian visi kampus untuk kemanusiaan dan peradaban, jangan hoax plagiasi dijadikan alat untuk menjegal progam progam yang telah di buat oleh Rektor UIN Walisongo Prof. Dr. Imam Taufiq, M.Ag,” pungkasnya.(aln)