*Dilengkapi Balai Warga dan Perpustakaan
SEMARANG- PT Samsung Electronics Indonesia melalui program Corporate Social Responbility (CSR) melakukan rangkaian bedah rumah masyarakat kurang mampu. Kali ini, bekerja sama dengan Habitat for Humanity (HFH), Samsung memperbaiki 31 unit rumah tidak layak huni di Desa Rowosari, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang.
Corporate Affairs Vice President Samsung Electronics Indonesia, Kanghyun Lee mengatakan, Samsung Elektronik selalu berusaha terlibat langsung dalam pembangunan komunitas. Salah satunya, melalui inovasi dan teknologi untuk membawa perubahan positif bagi masyarakat Indonesia.
“Ini sudah menjadi tanggung jawab sosial kami terhadap masyarakat,” katanya, dalam kunjungannya di Desa Rowosari, Semarang.
Menurutnya, kelayakan 31 unit rumah yang diperbaiki tersebut telah mengikuti standar global yang ditetapkan oleh HFH Indonesia, yakni standar konstruksi dengan ketahanan sesuai dengan rekomendasi pemerintah dan HFH Indonesia.
“Selain itu, rumah tersebut juga harus dipastikan ketersediaan akses dan kuantitas air bersih yang memadai, sanitasi yang baik, dan desain rumah dengan luas kamar minimal 3,5 m2/orang dan memiliki minimal dua ruangan,” ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Nasional HFH Indonesia, Tommy Pacatang menuturkan, Desa Rowosari dipilih untuk bedah rumah sesuai dengan rekomendasi Pemerintah Kota Semarang. Meski demikian, pihaknya tetap melakukan riset dan serangkaian penilaian terkait dengan kondisi rumah-rumah serta lingkungan mereka saat ini.
“Kami bertanggung jawab pada manajemen konstruksi dan pengelolaan kemitraan dengan komunitas warga, agar kualitas program dan pemberdayaan masyarakat dapat terjaga baik,” ujarnya.
Mengenai pemilihan rumah tidak layak huni tersebut, pihaknya mempertimbangkan keadaan rumah, di antaranya rumah masih beralaskan tanah, pondasi tidak kuat, atap bocor, dinding masih terbuat dari bambu, dan sanitasi tidak layak.
“Untuk perbaikan masing-masing rumah, dikatakannya, dibutuhkan dana antara Rp27 juta-30 juta/unit,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman Kota Semarang, Muthohar mengaku, sangat mengapresiasi langkah Samsung Elektronik bekerja sama dengan HFH untuk memperbaiki rumah tidak layak huni tersebut.
“Pada tahun 2016 ada sekitar 11.000 unit rumah tidak layak huni di Semarang dan sekarang sudah ditangani oleh pemerintah, di tahun ini ada 1.1162 unit rumah tidak layak huni dan akan segera ditangani oleh Pemkot Semarang,” katanya.
Oleh karena itu, lanjutnya, pihaknya menyambut baik langkah Samsung bekerja sama dengan HFH tersebut karena mengurangi jumlah rumah tidak layak huni di Semarang.
“Kalau dari anggaran kami untuk perbaikan rumah tidak layak huni yaitu Rp15 juta/unit, sedangkan untuk program ini anggarannya lebih dari itu. Jadi seharusnya masyarakat wajib bersyukur,” terangnya.
Untuk diketahui, selain memperbaiki rumah tidak layak huni, Samsung dan HFH juga membangun perpustakaan pintar yang dilengkapi dengan 18 unit tablet Samsung Galaxy A with S-Pen, jaringan internet, dan TV. Selain itu, dibangun pula balai warga yang diharapkan dapat digunakan untuk keperluan masyarakat setempat.(aln)