SEMARANG- Bank Indonesia (BI) kantor Perwakilan Wilayah Jawa Tengah berharap, perbankan segera menurunkan suku bunganya. Langkah ini dilakukan menyusul penurunan suku bunga acuan BI (BI rate) dari 7,5% menjadi 7,25%.
Deputi Bank Indonesia Kantor Perwakilan Wilayah Jateng, Ananda Pulungan mengatakan, meski berharap perbankan segera menurunkan suku bunganya, tetapi pihaknya memahami ada proses yang tidak bisa membuat bank menurunkan suku bunga secara langsung. Salah satu faktor yang mempengaruhi yakni catatan likuiditas perbankan yang bersangkutan.
“Jika tingkat likuiditas ketat, perbankan tersebut memerlukan dana untuk menstabilkan likuiditas. Karena memerlukan dana, jadi suku bunga ditinggikan,” katanya, siang tadi.
Oleh karena itu, lanjutnya, untuk menurunkan suku bunga ini perbankan yang bersangkutan butuh proses hitung-hitungan. Adapun mengenai waktu yang dibutuhkan perbankan untuk menyesuaikan suku bunga acuan BI atau BI rate tersebut, pihaknya tidak dapat memprediksi.
“Kalau lamanya tergantung kondisi masing-masing bank, harapannya tidak terlalu lama. Bahkan seharusnya saat ini suku bunga bank sudah bisa diturunkan, mengingat penurunan BI rate sudah terjadi sejak beberapa waktu lalu,” jelasnya.
Menurutnya, penurunan BI rate dapat memacu pertumbuhan ekonomi nasional, salah satunya Jateng. Dengan adanya penurunan BI rate, pihaknya yakin pertumbuhan ekonomi kita akan lebih bagus.
“Dari data kami terakhir tepatnya di bulan Desember menunjukkan permintaan uang kartal di Jateng meningkat hampir mencapai 16% dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya yang meningkat antara 11-12%,” ungkapnya.
Ditambahkan, peningkatan transaksi tersebut melambangkan adanya peningkatan kebutuhan ekonomi di kalangan masyarakat. Dengan menggeliatnya ekonomi ini, ditambah lagi ada penurunan suku bunga maka pihaknya berkeyakinan pertumbuhan ekonomi kita di tahun 2016 akan lebih baik.(aln)