SEMARANG- Kenaikan harga sejumlah komoditas bahan pokok di sejumlah daerah di Jawa Tengah dinilai masih dalam batas wajar. Kenaikan harga yang terjadi sejak beberapa hari terakhir ini tidak lebih dari 10%.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Tengah, Priyo Anggoro mengatakan, kenaikan harga dianggap tidak wajar jika lebih dari 10%. Adapun untuk menjaga kenaikan harga agar tidak melampaui batas wajar, pemprov Jateng terus melakukan pantauan ke sejumlah pasar tradisional.
“Kenaikan harga masih terbilang aman, tapi kami tetap terus memantau di pasar, tanpa menunggu momentum-momentum besar. Di hari-hari normal seperti ini pun kami tetap melakukannya,” katanya, kemarin.
Selain itu, lanjutnya, pihaknya juga memperkuat koordinasi dengan Disperindag kabupaten/kota di Jawa Tengah. Selama koordinasi terjalin dengan baik, permasalahan di lapangan akan dapat diselesaikan dengan cepat.
Terkait kenaikan harga sejumlah komoditas sembako yang saat ini masih terjadi, pihaknya menyatakan hal tersebut wajar mengingat saat ini sedang musim hujan, sehingga panen tidak berjalan lancar.
“Memang volume panen berkurang. Kondisi ini berdampak pada stok sembako di pasaran lajunya tidak normal,” ungkapnya.
Meski volume panen berkurang, Priyo mengaku, pihaknya hingga saat ini belum ada rencana untuk mendatangkan komoditas sembako dari luar Jawa Tengah. Pasalnya, hasil panen di Jateng ini masih mencukupi kebutuhan masyarakat Jawa Tengah.
“Jadi belum perlu mendatangkan dari luar provinsi. Justru hingga saat ini Jawa Tengah masih aktif melakukan pengiriman ke luar provinsi khususnya untuk komoditas beras dan gula jawa,” terangnya.
Ditambahkan, untuk beras sendiri, Jawa Tengah termasuk salah satu sentra beras nasional. Untuk menjaga stok komoditas beras ini, pihaknya juga berkoordinasi dengan Bulog untuk menjaga stok beras di gudang-gudang Bulog yang ada di Jateng.(aln)