SEMARANG, 28 April 2016 – Pertumbuhan kinerja Phapros yang baik tak hanya terhenti hingga akhir tahun 2015. Memasuki trimester pertama di 2016, Phapros kembali menunjukkan performa gemilang.
Kinerja perusahaan sampai dengan Maret 2016 menunjukkan pertumbuhan yang sangat baik. Bahkan, hingga sebelum hasil tender e-catalogue diumumkan oleh LKPP, Phapros berhasil tingkatkan 11,4% penjualan dari realisasi di periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan penjualan tersebut juga sejalan dengan laba bersih yang naik sebanyak 6,5% atau Rp6,7 miliar dari periode yang sama tahun lalu.
“Kami menargetkan hingga bulan Juni nanti atau pada semester I/2016, Phapros bisa lampaui total omzet tahun 2009, yakni sebesar Rp318 miliar atau tumbuh sebesar 5,3%. Kami optimistis jumlah tersebut bisa kami raih dalam waktu kurang dari enam bulan ke depan,” jelas Barokah Sri Utami (Emmy), Direktur Utama PT Phapros, Tbk.
Pada awal April 2016, Phapros juga berhasil memenangkan tender pengadaan obat untuk program BPJS Kesehatan (e-catalogue) yang diselenggarakan oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).
“Berdasarkan hasil lelang e-catalogue awal April lalu, Phapros berhasil memenangkan dua paket e-catalogue, yakni obat generik dan obat nama dagang. Ada 36 obat generik dan 2 obat nama dagang yang dimenangkan Phapros dengan total value mencapai Rp271 miliar. Total value yang besar inilah membuat Phapros berhasil menduduki peringkat pertama atau sekitar 13% dari keseluruhan nilai omzet yang ditawarkan e-catalogue yang mencapai lebih dari Rp 2 triliun,” ujar Emmy.
“Ke depannya kami akan pastikan agar supply produk tetap baik dan terjaga sehingga kami bisa memberikan yang terbaik untuk menyukseskan program BPJS Kesehatan,” tambahnya.
Barokah Sri Utami juga menjelaskan bahwa dalam proses lelang terdapat 257 paket obat generik dan 175 paket obat nama dagang. Sebanyak 203 item obat generik dimenangkan oleh 39 provider, sedangkan 118 obat nama dagang dimenangkan oleh 41 provider.
Selain berhasil memenangkan tender e-catalogue, awal tahun ini Phapros juga mulai fokus ke bisnis alat kesehatan. Tanggal 22 April lalu, Phapros telah meluncurkan produk implan khusus sendinya, Implancast, bertepatan dengan acara Indonesia Hip and Knee Society (IHKS) Scientific Meeting (Perkumpulan dokter bedah orthopedi Indonesia) di Belitung.
Tak hanya implancast, Phapros juga telah melakukan soft launching produk VP Shunt – alat untuk mengeluarkan cairan pada kepala penderita hidrosefalus di Surabaya. Target pendapatan dari dua produk tersebut sekitar Rp25 miliar tahun ini. Phapros bekerjasama dengan perusahaan Jerman untuk Implancast dengan kesepakatan mereka akan melakukan transfer teknologi. Sedangkan untuk pengembangan VP Shunt, Phapros bekerjasama dengan Universitas Gadjah Mada.(aln)