SEMARANG- Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Jawa Tengah memprediksi, nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) segera menguat. Kondisi ini terjadi seiring dengan diterapkannya kebijakan ‘tax amnesty’ atau pengampunan pajak.
“Nilai tukar rupiah ini ada kecenderungan akan terus menguat dengan adanya ‘tax amnesty’,” kata Iskandar Simorangkir, Kepala BI Kanwil Jateng, kemarin.
Menurutnya, melalui pemberlakuan kebijakan ‘tax amnesty’ ini, pemerintah menargetkan dana yang masuk ke Indonesia sebesar Rp1.000 triliun. Adapun jika pesimis setidaknya minimal bisa setengahnya bisa masuk.
“Kalaupun hanya setengahnya atau sekitar Rp500 triliun dari target tersebut, nilai tukar rupiah akan tetap mengalami penguatan,” ungkapnya.
Meski begitu, lanjut Iskandar, pihaknya tidak dapat memprediksi penguatan akan sampai hingga level berapa. Hanya saja, harapannya mulai diberlakukannya ‘tax amnesty’ ini aliran dana sudah meningkat.
“Sejauh ini saham juga sudah meningkat 5.100 lebih. Kondisi ini tidak lepas dari adanya ‘tax amnesty’,” ujarnya.
Terkait sektor usaha yang perlu dikembangkan seiring adanya tambahan modal dari hasil ‘tax amnesty’, Iskandar menuturkan, sektor pertanian harus mendapatkan perhatian besar. Adapun khusus untuk Jawa Tengah, pertanian merupakan salah satu sektor potensial yang harus dikembangkan.
“Hasil pertanian Jawa Tengah memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap kebutuhan nasional. Sebagai contoh, untuk komoditas bawang merah, 40% kebutuhan nasional dicukupi oleh produksi dari Jawa Tengah,” jelasnya.
Sedangkan sektor lain yang juga harus diperhatikan adalah industri. Hingga saat ini industri masih menempati posisi pertama untuk usaha di Jateng.
“Untuk industri ini ‘share’-nya antara 32-35%, kalau pertanian di kisaran 16%, ini perlu ditingkatkan,” pungkasnya.(aln)