SEMARANG– DPD Real Estate Indonesia (REI) Jateng mencatat, penjualan rumah kelas menengah masih sangat lesu. Kondisi tersebut terlihat dari hasil pameran REI Ekspo 5/2016, yang digelar di Mal Ciputra Semarang, mulai 14-25 Juli 2016, yang hanya mampu menjual 37 unit saja.
Wakil Ketua DPD REI Jateng Bidang Humas, Promosi, dan Publikasi, Dibya K Hidayat mengatakan, masih lesunya penjualan rumah kelas menengah ini diprediksi lantaran dampak kondisi ekonomi masyarakat paska Lebaran. Apalagi, momentum tersebut juga bersamaan dengan awal tahun ajaran baru sekolah.
“Kami memprediksi saat ini masyarakat masih menunda untuk melakukan pembelian rumah,” katanya, disela Penutupan REI Ekspo 5/2016, kemarin.
Menurutnya, pada pameran kali ini yang cukup diminati konsumen justru rumah kelas atas atau rumah mewah, dengan harga mulai Rp800 juta ke atas. Kalangan ekonomi atas dinilai tidak terlalu berdampak dengan kondisi ekonomi.
“Tidak bisa dipungkiri, masyarakat kelas menengah memang yang paling berdampak dengan masuknya musim tahun ajaran baru, sehingga berdampak pada penjualan rumah. Mereka masih menggunakan dana mereka untuk kebutuhan sekolah anak,” ungkapnya.
Diakuinya, penjualan rumah mewah secara unit memang tidak terlalu banyak. Namun demikian, secara value cukup besar dan sangat signifikan.
“Bahkan tahun lalu dari 450 unit rumah kelas menengah atas yang terjual, 50% diantaranya merupakan rumah mewah,” jelasnya.
Dibya menambahkan, saat ini merupakan masa low season untuk penjualan rumah menengah. Diperkirakan, recovery baru akan terjadi pada dua bulan ke depan.
“Oleh karena itu, dalam masa recovery seperti saat ini, DPD REI Jateng saat ini sedang berusaha untuk menjalin kerjasama dengan kalangan perbankan, supaya bisa memberikan promo-promo ekslusif,” imbuhnya.
Promo tersebut, lanjutnya, bisa berupa bunga ringan, atau fix rate yang lebih lama dari biasanya. Saat ini, REI tengah menjajaki kerjasama dengan perbankan untuk pameran-pameran berikutnya.(aln)