
SEMARANG- PT Pertamina Marketing Operation Region (MOR) IV Jateng-DIY bersama Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Hiswana Migas Semarang mengajak Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang untuk menjadi pioneer, sekaligus sebagai agen perubahan dalam mensosialisasikan penggunaan LPG Non Subsidi. Gerakan yang terbilang baru di Indonesia ini, dikemas dalam sebuah deklarasi yang disampaikan langsung oleh Walikota Semarang, Hendrar Prihadi, di Kantor Walikota Semarang, Senin pagi.
Pada kesempatan ini, Walikota Semarang mengajak dan menghimbau agar PNS yang bekerja di lingkungan Pemerintah Kota Semarang untuk mulai menggunakan LPG Non Subsidi, dalam hal ini Bright Gas 5.5 Kg. Langkah ini sebagai bentuk upaya dalam mengoptimalkan alokasi LPG 3 Kg sebagai bahan bakar bersubsidi.
Dengan gerakan ini, diharapkan PNS Pemkot Semarang dapat menjadi panutan dan inspirasi bagi masyarakat dalam bijak menggunakan energi.
General Manager PT Pertamina MOR IV Jateng-DIY, Kusnendar mengatakan, sejak konversi 2007 lalu, pemerintah dan Pertamina telah berupaya sebaik mungkin dalam mendistribusikan LPG 3 Kg, termasuk dalam memastikan bahwa varian LPG ini dapat tersalurkan kepada khalayak yang tepat. Bersama-sama dengan Kementerian ESDM, Pertamina telah melakukan serangkaian program dalam mengatur besaran volume dan subsidi LPG 3 diantaranya sistem monitoring LPG 3 kg tersebut, rayonisasi pendistribusian LPG dan peningkatan pengawasan pendistribusian LPG 3 kg melalui pengawasan penyaluran di subpenyalur (pangkalan).
“Selain beberapa program di atas, Pertamina juga secara aktif melaksanakan koordinasi dengan pemerintah daerah dalam memastikan distribusi LPG 3 Kg yang tepat sasaran, salah satu output konkritnya adalah kerjasama dengan Pemkot Semarang ini,” katanya, disela Deklarasi PNS Tanpa LPG Subsidi, di Balaikota Semarang, pagi tadi.
Guna mendukung program tersebut, lanjutnya, kini Pertamina MOR IV memberikan voucher LPG Bright Gas 5.5 Kg kepada PNS di lingkungan Pemkot Semarang.
“Kami berterima kasih kepada Walikota Semarang atas kesediannya dalam mendukung program optimasi distribusi LPG 3 Kg ini. Semoga niat baik ini dapat disambut baik oleh masyarakat dan menjadi inspirasi pula bagi pemerintah kota/kabupaten lainnya sehingga LPG 3 Kg dapat dinikmati oleh khalayak yang benar-benar membutuhkan,” terang Kusnendar.
Dijelaskan, sejak diluncurkan pada 23 April 2016 lalu di Kawasan Wisata Lawang Sewu Semarang, Bright Gas 5.5 kg merupakan varian baru yang melengkapi kemasan yang telah ada di pasar, yaitu Bright Gas 12 kg. Tiga keunggulan utamanya adalah: Lebih Aman, Lebih Nyaman dan Lebih Terjangkau.
“Bright Gas 5,5 kg Lebih Aman karena dilengkapi dengan fitur teknologi katup ganda atau Double Spindle Valve System (DSVS) yang 2 kali lebih aman dalam mencegah kebocoran pada kepala tabung. Lebih terjamin isinya, karena tabung Bright gas 5,5 kg dilengkapi dengan segel resmi Pertamina yang dilengkapi dengan hologram fitur OCS (Optical Color Switch) yang telah memperoleh paten dan tidak dapat dipalsukan,” jelasnya.
Menurutnya, fitur ini hampir sama dengan teknologi yang digunakan dalam benang pengaman uang kertas dan dokumen-dokumen berharga lainnya. Lebih Nyaman karena produk ini sangat praktis digunakan dimana berat kosong tabung hanya 7,1 kg dan total berat termasuk isi hanya sekitar 12,6 kg, produk ini lebih ringan dari segalon air mineral.
“Bright Gas 5,5 kg dijual dengan harga yang lebih terjangkau di masyarakat,” ungkapnya.
Ditambahkan, dengan imbauan langsung dari Wali Kota Semarang kepada PNS, volume konsumsi LPG Bright Gas diharapkan dapat meningkat, dan meminimalisasi penggunaan LPG Subsidi 3 Kg.
Pada kesempatan yang sama, Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengakui, sejauh ini masih ada PNS yang menggunakan LPG melon 3 Kg. Terkait hal itu, pihaknya berharap agar PNS segera berpindah ke LPG Non Subsidi.
“Bagi pengguna LPG Subsidi yang salah sasaran memang sejauh ini tidak ada sanksi, tetapi sanksinya hanya moral saja,” tegasnya.
Dikatakan, dengan penggunaan yang tepat sasaran, diharapkan negara memperoleh dana lebih besar untuk pembangunan infrastruktur. Pasalnya, negara perlu percepatan pembangunan dengan dana yang besar.
“Subsidi ini bukan hak kita, jadi jangan dipakai,” katanya.
Sementara, Pertamina memberikan program bagi masyarakat yang ingin berganti ke LPG Bright Gas 5,5 kg dapat menukarkan 2 tabung LPG melon dengan menambah uang sebesar Rp100 ribu. Sedangkan bagi masyarakat yang hanya memiliki 1 tabung elpiji melon dapat menambahkan uang sebesar Rp210 ribu.(aln)