SEMARANG- Pemerintah provinsi Jawa Tengah terus berupaya mendorong pengembangan kawasan industri di wilayahnya. Langkah ini dilakukan menyusul makin banyaknya investor yang masuk ke Jawa Tengah.
Kepala Badan Penanaman Modal Daerah (BPMD) Jateng, Sujarwanto Dwiatmoko mengatakan, sejauh ini minat investasi di Jateng sangat baik. Sedangkan penataan ke arah kawasan industri sudah mulai mengarah ke sana.
“Mudah-mudahan target akhir tahun akan tercapai,” katanya.
Menurutnya, dengan bermunculannya kawasan industri baru, pihaknya mendorong agar investor memanfaatkan tanah marginal atau yang tidak produktif. Contoh tanah yang tidak produktif, seperti misalnya bukan sawah irigasi atau setengah irigasi.
“Seperti contohnya tanah yang panennya satu tahun sekali, saat menunggu hujan, ini dikatakan tidak produktif,” ungkapnya.
Dalam hal ini, lanjutnya, Pemprov Jateng sudah mengarahkan para investor untuk betul-betul selektif dalam menentukan kawasan industri. Oleh karena itu, penting dipilih daerah yang tanahnya tidak produktif.
“Tidak harus seluruh kabupaten/kota memiliki kawasan industri yang pasti kawasan industri ini tidak boleh mengganggu sawah lestari,” ujarnya.
Ditambahkan, industri dapat didirikan di kawasan berbukit asalkan tidak basah. Seperti tanah-tanah marginal, karena industri punya kemampuan untuk itu.
“Ini juga harus diimbangi dengan perencanaan infrastruktur yang lebih baik, seperti listrik, air, dan infrastruktur jalan,” imbuhya.
Sementara itu, beberapa daerah di Jawa Tengah yang dianggap potensial oleh investor salah satunya ada di Brebes. Meskipun tidak menyampaikan secara rinci, diakuinya ada kenaikan permintaan lahan di daerah tersebut.
“Tol yang menghubungkan antara Jakarta dengan Brebes ternyata direspon sangat baik oleh investor. Kebanyakan industri yang masuk ke Jawa Tengah masih bersifat padat karya,” pungkasnya.(aln)